"Aw ..."
Jerit Lau. Saat Michelle dengan sengaja menjegal Lau yang berjalan bersama Lili dan Sasa di koridor sekolah. Untung dengan sigap Lili dan Sasa menarik tangan Lau, menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Ups, maaf," ucap Michelle sambil menutup mulutnya dengan ujung jarinya dan tertawa mengejek bersama Dona teman akrabnya.
"Hati-hati dong Chel ... hampir saja kan. Gimana kalau tadi jatuh. Kan jadi bahan tertawaan," tambah Dona dengan tertawa cekikikan.
Lili yang terbawa emosi sudah mengikat rambutnya untuk melawan Michelle tapi ditahan oleh Lau. Dia menggelengkan kepala, mengisyaratkan untuk Lili mengurungkan niatnya.
"Ya ... hampir saja. lutut mulusku ini mencium lantai yang kasar itu. Bisa ... bisa nanti seperti lutut kamu yang hitam itu," ejek Lau sambil menunjuk lutut Michelle.
"Apa katamu."
Dengan penuh amarah dan tidak terima diejek. Michelle mendekati Lau dan menjambak rambut Lau. pertengkaran pun tidak bisa dihindari. Mereka saling menjambak rambut sampai terjatuh ke lantai. Dona yang hendak membantu Michelle dihalangi oleh Lili dan Sasa.
Pertengkaran Lau dan Michelle membuat siswa yang lain berdatangan dan hanya menjadi penonton. Ada yang meneriakkan nama Lau untuk mendukung dan menyemangati Lau. Sebagian yang lain mendukung Michelle. Mereka mengabadikannya melalui handphone.
Keributan yang terjadi membuat ibu guru Hana, sang guru BP yang kebetulan melintas segera datang menghampiri untuk melerai Lau dan Michelle.
"Cukup hentikan," teriak ibu Hana dengan keras. Awalnya teriakan ibu Hana tidak ampuh melerai keduanya, hingga dia kembali berteriak lagi dengan menaikan volume suaranya.
Lau berdiri dengan rambut dan seragam yang acak-acakkan. begitu juga dengan Michelle. Sementara Lili dan Sasa segera melepaskan Dona yang dari tadi mereka tahan.
"Apa yang sedang kalian lakukan. Kalau mau bergulat di ring tinju jangan di sekolah," ucap ibu Hana geram.
"Dia duluan bu," Michelle menunjuk Lau yang ada di sampingnya.
"Emh ... jangan pura-pura hilang ingatan. jelas-jelas kamu yang mulai duluan," bela Lau.
"Kamu selalu saja menjadi biang kerok," ibu Hana menunjuk Michelle. "Harusnya kamu belajar lebih giat untuk meningkatkan prestasi. Bukan mengganggu orang lain."
"Tapi bu ..."
"Tidak ada kata tapi. ibu hukum kamu membersihkan kamar mandi. Dan ibu tidak mau mendengar kamu mengganggu Lau lagi," sahut ibu Hana lalu berlalu pergi.
Lau tersenyum sinis. Menertawakan Michelle.
"Awas cewek cupu ... aku balas ntar," ucap Michelle menunjuk muka Lau.
Lau begitulah dia disapa. Gadis berkacamata dan berkawat gigi. Cewek cupu yang menjadi primadona di sekolah bersama kedua sahabatnya Lili dan Sasa, berkat prestasinya yang cemerlang. Para guru selalu memuji ketiganya. Disatu sisi Michelle menjadi yang sebaliknya, mempunyai wajah cantik dan body bak model tidak menjadikannya pusat perhatian. Bahkan dia sering mendapat peringatan karena prestasinya yang terus menurun, baginya gaya nomor satu.
Di kantin sekolah Lau, Lili dan Sasa membahas Michelle yang dihukum membersihkan kamar mandi.
"Nggak ada kapoknya ya tuh anak. Masih juga cari masalah,"ucap Lili yang masih sebel pada Michelle.
"Ada salah apa sih kamu Lau? Sampai dendam segitunya dia," sahut Sasa sambil menyuap bakso yang ada di depannya.