CERITA BAPAK TENTANG MASA LALU

Embart nugroho
Chapter #10

CERITA MASA LALU KAKEK

Tanah Deli 1934.

Suara gaduh dan teriakan membahana malam itu. Mengejutkan binatang malam yang tertidur dan membangunkan burung-burung hantu yang bertengger di pohon Mangga. Seorang laki-laki berkulit sawo matang meronta saat ditarik paksa oleh beberapa laki-laki kulit putih. Ia sangat terkejut dan tak bisa menghindar. Ia tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja mereka menariknya dari rumah dengan paksa. Ia tidak melakukan apa-apa pun, tapi seorang laki-laki bernama Teja menuduhnya telah memperkosa adiknya. Laki-laki yang dituduhnya itu adalah Saman. Laki-laki bertubuh jangkung berambut ikal.

Saman? Dia laki-laki yang memang tidak suka melakukan hal-hal yang merugikan. Tapi malam itu dia seperti mendapat lemparan batu yang sangat besar. Sangat menyakitkan bila terkena.

Teja, laki-laki berkulit hitam dan berkumis tipis. Menuduh dengan seenaknya karena pengaduan adiknya. Laki-laki berambut gondrong itu memang tidak suka dengan Saman. Ia selalu irih karena Saman selalu mendapat perhatian.

Teja dan Surti adalah buruh kontrak di perkebunan tembakau. Mereka datang dari pulau Jawa dan sudah menetap di desa itu. Banyak buruh kontrak yang sudah menetap di sana, khususnya dari pulau Jawa. Walau banyak pendatang dari luar Indonesia, seperti China, Malaka, Arab dan India. Namun, orang dari pulau Jawalah yang lebih banyak menjadi buruh kontak.

“Aku tidak melakukannya! Demi Gusti Allah!” teriak Saman sambil terus meronta. Seseorang merangkul lehernya dan satu orang lagi menahan tangannya. Saman tidak bisa bergerak leluasa.

“Kau tidak usah munafik, Saman! Mereka melihatmu membawa Surti di perkebunan! Apa kau ingin mengelak?!” sergah Teja dengan mata melotot.

“Fitnah! Itu tidak benar! Aku tidak berbuat apa-apa dengan adikmu! Surti! Katakan pada mereka bukan aku pelakunya!” Saman terus saja memberontak dan meminta Surti untuk mengakuinya.

Tiba-tiba Darto datang mencampuri urusan mereka. Darto, laki-laki yang bersekutu dengan Belanda. Dia memang suka mengadu domba. Darto semakin menyulut api kemarahan Teja. Ia mengaku-ngaku juga melihat Saman dan Surti di perkebunan tembakau.

“Aku juga melihatmu, Saman! Kau memadu kasih dengan Surti di perkebunan itu,” kata Darto menambahkan cerita palsu.

“Fitnah! Kau jangan memfitnah aku, Darto! Kalian semua memfitnahku!” Saman berteriak lagi membela diri, namun para serdadu perang terus saja menangkapnya dan membawanya ke penjara.

“Aku tidak bersalah!!!” Suara itu membahana sebelum Saman dibawa pergi.

Surti, sahabat Melur yang datang dari pulau Jawa. Ia datang ke Sumatera sebagai buruh kontrak. Untuk mengubah kehidupannya, tapi sayang malam itu seseorang memperkosanya. Perempuan bernama Surti hanya diam membisu. Sudah lama ia memendam cintanya ke Saman. Tapi laki-laki itu menolaknya dan mencintai Melur. Surti cemburu dan mengarang cerita itu kalau dia diperkosa oleh Saman.

Surti, gadis belia berusia delapan belas tahun dengan paras pas-pasan, ingin mncuri perhatian Saman. Namun, Saman tidak tertarik sama sekali.

Sedangkan Darto ingin merebut Melur dari tangan Saman. Darto pun mengarang cerita palsu. Saman dibawa ke penjara untuk diadili. Ia meringkuk dan menaruh dendam ke Surti dan kakaknya. Sementara ia di penjara, seorang kapten Belanda juga menangkap Melur. Darto juga yang menyerahkan Melur ke Mister Buch.

Darto, laki-laki licik dengan seribu kebohongannya mempengaruhi orang-orang berkulit putih. Ia mendapatkan beberapa gulden untuk informasi penting.

Lihat selengkapnya