Karena lagi pandemi dan harus physical distancing, kita kumpul jam 12.15 lewat video call ya.
Pesan itu terpampang dalam grup chat keluarga. Ia tidak menyadari kapan pesan itu dikirim, tapi ia membaca ajakan itu dua jam sebelum saat yang ditentukan. Dan, pesan itu membuatnya cemas atas beragam alasan irasional.
Pertama, pertemuan dengan orang selalu membuatnya cemas. Mungkin itu karena pada dasarnya ia adalah seorang penyendiri. Bila ia ditelepon oleh penipu yang pura-pura mengenalnya dan memiliki urusan, telemarketer yang menawari program asuransi, ataupun agen korporat yang entah untuk alasan apa membutuhkan alamat surelnya, ia tidak pernah merasa bingung. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Ia tinggal mengencangkan nadi, melempar semua sopan santun keluar jendela, dan terus mempertahankan poin bahwa ia tidak membutuhkan mereka semua. Ada SOP yang amat jelas dalam menghadapi orang-orang tersebut.
“Halo apa benar dengan Bapak blablabla, Anda tercatat di database kami sebagai-”
“Maaf, saya tidak tertarik, terima kasih.”
“Halo ini dari perusahaan bank ternama, karena Bapak memiliki sejarah keuangan yang baik, kami ingin mendaftarkan Bapak ke program-”