Hari pertama sekolah sebagai siswa kelas 9 SMP kali ini penuh dengan ekspresi bapak ibu guru yang terkejut dan entah sudah berapa kali Cita mendengarkan perkataan orang orang yang berkata.
“Wah, Adrian akhirnya mau masuk kelas ini ya ?”
“Tumben sekali dia mau masuk kelas ini ya ?”
Hal itu membuat Cita cukup jengkel dan muak sampai akhirnya ia berkata “pusing banget aku hari ini, semua orang ngomongin Adrian udah kayak dia penemuan baru aja,” ucapnya kepada Laras.
“Yaudahlah Cit, kan orang orang juga kaget ada Adrian di sini, kamu tadi juga sempet heran kan waktu kamu tahu kalo kamu sekelas sama dia," ucap Laras berusaha menenangkan Cita yang sedang jengkel itu.
“Iya, tapi ga harus seharian full orang-orang ngobrolin Adrian mulu kan..?” ucap Cita sambil bertingkah jengkel dan dengan suara yang cukup keras.
Sontak itu membuat beberapa orang tersadar dan menoleh kepada Cita, Adrianpun yang duduk beberapa bangku di samping belakang Cita juga ikut menoleh kepadanya.
Hal itu membuat Cita sangat malu dan ia hanya bisa tersenyum juga menganggukkan kepalanya untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan juga Adrian.
Di sisi lain Adrian tersenyum gemas melihat tingkah Cita yang sangat ekspresif itu.
Suasanya masih cukup canggung untuk Cita namun untung saja tidak lama dari itu bu Putri datang dan memulai pelajaran sehingga perhatian teman-temannya pun teralihkan oleh pelajaran bahasa Indonesia di jam terakhir itu.
***
Akhirnya waktu pulang sekolah tiba, Cita menunggu Ibu menjemputnya di depan gerbang sekolah seperti biasa. Awalnya Cita menunggu bersama teman-temannya, saling bercerita dan juga bercanda namun tak lama dari itu teman-temannya pun di jemput dan pulang bersama orang tua mereka.
Cita menunggu sendirian di depan gerbang sekolah. Hal itu membuat Cita mulai merasa sedih tapi tak lama kemudian Adrian datang dari dalam sekolah dengan mengenakan baju basket serta rambutnya yang masih basah.
Adrian menghampiri Cita dan berkata “Loh belum di jemput, Ta.. udah jam segini loh?" tanya Adrian.
Cita hanya diam melihat lekat Adrian, tubuh Adrian yang tinggi dan lumayan berisi, kulitnya yang bersih dan wajahnya yang teduh dengan rambutnya yang masih basah itu menyadarkan Cita suatu hal, ia pun berkata di dalam hatinya “oh makanya dia banyak yang suka ya."
Adrian yang bingung karena tidak ada jawaban akhirnya kembali memanggil Cita, “Ta..?" ucapnya.
Cita yang tersadar dari lamunannya pun berkata “Ha, kenapa Adrian?”