Hari demi hari berlalu, mereka banyak menghabiskan waktu bersama, bercanda, saling beradu ejekan, tertawa dan bercerita tentang banyak hal setiap harinya.
Tak terasa hubungan mereka semakin terlihat akrab, teman teman mulai sedikit tahu kedekatan antara mereka berdua namun teman teman mereka hanya diam dan mengamati kedekatan mereka berdua dari kejauhan.
Hari ini kelas mereka mesti pulang sore demi menyelesaikan persiapan tugas proyek dari olahan bahan bekas dan juga menghias kelas.
Sepulang sekolah Cita kembali bersama Adrian karena kegiatan sekolah lumayan banyak hari itu, akhirnya Adrian pun berinisiatif untuk mengajak Cita makan bakso dulu di tengah perjalanan pulang, Citapun mengiyakan ajakan tersebut.
Sembari menunggu pesanan datang, Cita bertanya kepada Adrian.
"Adrian, kamu pernah kepikiran ga, buat pake sepeda motor aja ke sekolah, kan ga capek, bisa keren kerenan kayak anak anak yang lain gitu."
"Pernah sedikit kepikiran tapi setelah aku pikir-pikir ulang, sekarang emang waktunya pake sepeda dulu aja buat ke sekolah. "
"Waktunya pakai sepeda? Kok bisa? Kenapa gitu ?"
"Kenapa gitu?" Adrian tampak sedikit ketawa hingga kedua matanya sedikit menyipit.
Sedang Cita hanya tersenyum manis dengan campuran wajah yang masih saja tampak kebingungan dengan maksud Adrian.
"Ya karena kan belum ada SIM-nya, jadi belum waktunya naik motor, ta. "
"Ohh ... iya sih ... tapi kan temen-temen juga gapunya SIM tapi udah bawa motor aja. " Ucap Cita sambil seolah memikirkan sesuatu.
"Hanya karena hal yang salah itu dilakukan banyak orang, bukan berarti itu bisa dianggap benar, ta," ucap Adrian dengan lembut dan tenang.
"Iyaa sih," pungkas Cita
"Kenapa ? Ada yang ganjel dipikiran kamu ya masihan ?" tanya Adrian sambil tersenyum menatap Cita.
"Heem." ucap Cita dengan lirih dan ragu.
Adrian pun membenahi posisi duduknya dengan lebih nyaman untuk menjelaskan kepada Cita mengenai isi kepalanya, dan berkata ....