Pulang sekolah kali ini Adrian tetap bersama Cita namun yang berbeda adalah kali ini Adrian cukup diam dan tak banyak bicara, tentunya hal itu menjadi pertanyaan tersendiri bagi Cita.
Meskipun begitu Cita memutuskan untuk ikut diam dan memberikan Adrian waktu karena Cita melihat raut wajah Adrian yang seakan ia memikirkan suatu hal yang rumit.
Rintik hujan menyambut Adrian ketika ia berada di depan rumahnya seolah semesta ingin meredam panasnya kepala Adrian yang sedang memikirkan segala hal waktu itu. Adrian pulang dengan keadaan setengah basah, ia membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk bersiap shalat.
Setelah Obrolannya dengan Tuhan, Adrian pun merasa dingin dan tenang mulai memeluk tubuhnhya namun tanya dan kegelisahan di kepalanya tetap saja berkicauan.
Kini ia termenung melihat hujan yang sudah mulai reda dan burung gereja yang juga berkicau di halaman rumah.
Tak lama kemudian kakek datang menghampiri Adrian “tumben kamu diem aja di sini ? ”
“Eh, Akung...gapapa Akung, lagi mikirin beberapa hal aja...?”
“Oh gitu, kamu mau sendiri dulu ? yaudah akung tinggal ya, " ucap Akung sembari beranjak pergi, namun Adrian tiba tiba menahannya.
“Eh Akung, Akung di sini aja, ” ucap Adrian sambil tersenyum kepada Akung.
Mereka pun tersenyum bersama sama dan menikmati udara lembab sehabis hujan dengan kicauan burung gereja itu.
Cukup lama sampai akhirnya Adrian pun bertanya kepada akung “Akung, dulu kisah cintanya papa sama mama itu bagaimana ?”
“Oh itu, sama Adrian. Iya pada awalnya sama seperti kamu dan Cita sekarang."
Sontak mata Adrian terbelalak mendegar pernyataan itu dari akung, seolah ada yang runtuh di dalam hati Adrian ketika mendengar ucapan Akung persis sekali seperti hal yang ia takutkan akan mungkin terjadi dalam hubungannya dan Cita.
Tatapan mata Adrian seakan kosong, Adrian hanya mematung dengan matanya yang mulai berkaca- kaca, melihat hal itu Akung pun berusaha menyadarkan Adrian yang mulai tenggelam di dalam pikirannya sendiri
“Adrian, kamu gapapa ?” ucap Akung.
Adrian tersentak, ia kembali menenangkan dirinya kemudian kembali berkata “gapapa Akung, ” ucap Adrian sambil tersenyum untuk menutupi matanya yang mulai memerah itu.
Akung menyadari pergolakan emosi yang Adrian rasakan, Akung pun menepuk pundak Adrian, berkata dengan lembut “Cucu ku wis gedhe,” (dalam bahasa jawa berarti “cucuku sudah besar.")
Adrian masih diam saja, Akung pun bertanya “Adrian, kamu mau denger ceritanya papa sama mama kamu ?”
“Inggeh Akung” ucap Adrian dengan nada yang sendu.