Keesokan harinya Adrian menjemput Cita seperti biasa namun Adrian masih saja sedikit terdiam, tidak terlihat ceria dan tidak menggoda dan bercanda dengan Cita seperti biasanya.
Cita mulai gusar dengan apa yang terjadi diantara mereka, Cita pun bertanya, “Adrian kamu kenapa?” ucapnya.
Adrian menjawab, “gapapa Cit, maaf ya Cit lagi banyak yang aku pikirin.”
Cita hanya mengangguk diam dan berusaha memahami semuanya, “kalo kamu butuh seseorang buat dengerin cerita kamu, jangan lupa kalo ada aku ya,” ucap Cita masih dengan senyum manisnnya itu.
Adrian tersenyum sangat indah namun ia juga merasakan betapa getir perasaannya karena harus melepaskan orang yang ia sayangi itu. Adrian pun membalas ucapan Cita dengan berkata, “siap," Masih dengan senyum palsu dan matanya yang menyipit itu.
***
Sekolah hari ini berjalan seperti biasanya, akan tetapi ketika waktu istirahat tiba, Adrian datang menemui Cita dan berkata, “Cit, maaf ya sepertinya aku gabisa nemenin kamu pulang hari ini, aku ada perlu nanti sepulang sekolah."
Cita dengan berbagai perasaaannya yang mulai cemas dan merasa bahwa Adrian seakan menjauhinya pun sangat terkejut dengan ucapan Adrian, namun Cita tetap menguatkan dirinya untuk percaya bahwa Adrian memang sedang memiliki urusan yang sangat penting sehingga tidak bisa menemaninya pulang lagi.
Cita pun berkata kepada Adrian “oh gapapa Adrian, Aku sudah hafal jalannya kok," ucapnya sambil tersenyum, meski di dalam hatinya seakan Cita ingin sekali menangis.
“Nanti hati hati ya, pelan pelan aja jalannya, sehabis ini aku hubungi tante juga kalo kamu mesti pulang sendiri,” ucap Adrian sambil mencari gawainya dan berusaha menelfon Ibu Cita untuk mengabari bahwasannya Adrian tidak bisa mengantarnya pulang.
Cita pun berterima kasih kepada Adrian, Cita merasa senang dengan perhatian dan tanggung jawab Adrian kepadanya walau di satu sisi ia mulai merasa bahwa ada dinding diantara mereka berdua yang tidak lagi dapat membuatnya berhasil menyentuh Adrian.