Cerita Cinta Cita

Dinda
Chapter #8

Sebuah Pernyataan untukmu, Cita.

Tekad Adrian sudah bulat, ia sudah membeli sebuah coklat dan juga sekuntum mawar untuk diberikan kepada Cita.

Kini Adrian sedang menata hatinya dan menenangkan diri untuk menghadapi segala hal yang mungkin terjadi esok hari.

Tak lupa Adrian juga menelpon Ibu Cita untuk memberi tahu sekaligus meminta maaf kepada Ibu Cita karena ia tidak lagi bisa menemani Cita untuk pergi dan Pulang sekolah, Adrian juga memberi tahu Ibu Cita bahwa ia tidak tega melihat Cita yang memaksakan dirnya yang sebenarnya takut ketika pulang sendirian menggunakan sepeda kayuhnya itu.

Terlepas dari itu semua Adrian sangat bersyukur bahwa ibu Cita mengerti keadaan Adrian dan juga apa yang mungkin Adrian rasakan. Ibu Cita begitu lembut dan bijak, ia tidak memarahi atau mengucapkan nada kekecewaan kepada Adrian.

Setelah menjelaskan semua yang Adrian bisa katakan, tak lupa Adrian meminta ijin kepada Ibu Cita bahwa besok ia ingin berbicara kepada Cita sebentar, ketika sepulang sekolah.

Ibu Cita tidak tahu apa yang akan Adrian katakan kepada anaknya, esok hari. Tapi Ibu Cita percaya bahwa Adrian adalah anak yang baik dan pemberani, dia pasti memutuskan sesuatu yang memang sudah semestinya diputuskan, hal itulah yang membuat Ibu Cita mengijinkan Adrian dan memberikan ruang bagi Cita dan Adrian untuk menyelesaikan urusan masa muda mereka.

***

Malam ini Sungguh berat sekali hati Adrian, ia termenung dengan melihat sekotak coklat dan mawar yang ia beli, kepalanya memutar ke segala hal.

Kenangannya bersama Cita yang begitu indah dan juga luka masa kecilnya sedang berperang di dalam jiwa seorang Adrian.

Meski begitu, ia sudah yakin bahwa langkah apa yang ia pilih sekarang adalah langkah yang paling baik untuk mereka berdua dan juga orang orang yang di sayangi baik oleh Adrian maupun Cita.

***

Hari ini adalah hari Sabtu, hari terakhir sebelum liburan semester pertama di kelas sembilan.

Bel sekolah berbunyi, seluruh siswa bersorak menyambut liburan semester dan juga segera berlari ke luar ruangan kelas untuk pulang dan menikmati masa masa liburan yang telah mereka nantikan itu.

Adrian sontak langsung menemui Cita dan mengatakan bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengannya.

“Citaa," sapa Adrian.

“Ada apa Adrian?” ucap Cita.

“Aku mau bicara, sebentar saja. Aku tahu ibu sudah nunggu tapi aku sudah ijin ke ibu kok kemarin. ”

Lihat selengkapnya