Liburan sekolah telah usai, Adrian dan Cita sama sama tidak mengikuti acara berlibur yang di selenggarakan oleh kelas mereka. Cita menghabiskan waktu untuk berdamai dengan luka dan kecewanya kemarin sedangkan Adrian menghabiskan waktu untuk meraih kembali jati dirinya yang hilang dan belajar membenahi luka lukanya yang kian bertambah itu.
Kegiatan sekolah berjalan seperti biasa dan teman teman mereka juga kerap kali bertanya tanya mengenai sedang ada apa yang terjadi diantara Cita dan Adrian.
Namun dikarenakan kini sudah memasuki semester dua dan kegiatan mereka di kelas sembilan juga dipenuhi dengan ujian sekolah serta persiapan untuk masuk ke sekolah SMA yang favorit tentunya membuat teman teman mereka tidak begitu ingin ikut masuk dan mengetahui permasalahan mereka berdua.
Selama sisa waktu sebelum kelulusan itupun Cita dan Adrian menjadi dia insan yang dekat namun tak lagi saling sapa. Sesekali mereka berbicara hanya untuk hal hal yang memang bersifat formal dan penting saja.
Cita tentu masih merasakan kepedihan di dalam hatinya tapi Cita bersyukur di kelilingi oleh teman teman yang supportif dan juga fokus kepada rancangan masa depan mereka, itulah yanng membuat Cita lebih mudah untuk pulih dan tidak terlarut dalam luka dan kesedihan yang ia rasakan.
Adrian juga memfokuskan diri dengan melampiaskan berbagai lukanya dengan belajar sungguh sungguh dan juga menghabiskan energinya untuk latihan fisik di berbagai ekstrakurikuler cabang olahraga.
Adrian pun memperoleh nilai tertinggi pada bidang akademis dan juga memperoleh berbagai medali dari kejuaraan olahraga yang ia geluti.
Baik Cita maupun Adrian pun akhirnya berjalan pada lajur yang memang semestinya ia lalui, mereka bersinar dengan terang untuk menutupi berbagai luka dan pengorbanan yang telah mereka lakukan.
***