Cerita Cinta Diandra

rina resti
Chapter #5

DIANDRA PINGSAN

Besok lusa ada rapat auditor dan manajemen. Laporan yang diminta manajemen sudah 95% kukerjakan. Meskipun aku harus berangkat pagi dan pulang malam. Namun di saat aku lembur, Vano tidak pernah lupa membelikan ku makan malam, dan mengantarku pulang. Kadang sifat manis nya itu membuat aku sebagai perempuan salah mengartikan. Bilang saja aku sudah baper dengan perlakuan Vano sekarang. Aku perempuan yang segala sesuatu pasti melibatkan perasaan. Mungkin hari ini lembur terakhirku. Penampilanku mulai berantakan. Lingkaran mata yang mulai menghitam. Wajah pucat. Badanku terasa mau patah semua. Kepalaku mulai nyut-nyut an, mungkin efek kurang istirahat beberapa hari ini. Hari ini aku berangkat naik taksi. Kusandarkan punggungku di bangku penumpang sambil kupejamkan mata sejenak. Berharap pusing ku bisa sedikit mereda.

"Pak, nanti kalau sidah sampai di perusahaan X tolong saya dibangunkan ya.''

"Iya bu. Dengan senang hati. ''

Tak berapa lama aku sudah sampai di kantor. Suasana kantor masih sangat sepi, maklumlah masih pukul 07.15. Sebelum menuju ruanganku, aku mencari mbak Siti, Oficce girl di sini.

"Pagi mbak Siti.''

"Pagi bu Dian'' balasnya dengan terkejut.

"Maaf nganggetin mbak Siti, saya boleh minta tolong buatin teh panas mbak, kepala saya sedikit pusing.''

"Bisa bu Dian, Ibu mukanya pucat sekali. Ibu sudah sarapan? Mau saya belikan bubur sekalian? ''

"Teh panas aja cukup mbak, saya sudah bawa roti buat sarapan. Makasih ya mbak siti.''

"Sama-sama bu, sebentar lagi saya anter ke ruangan Ibu. ''

Aku meninggalkan mbak Siti menuju ke ruanganku. Ku nyalakan laptop sambil sesekali memijit keningku yang terasa lebih sakit.

Tok tok.

Mbak siti muncul di depan pintu dengan segelas teh hangat di nampannya.

"Masuk mbak,'' perintahku pada mbak Siti.

"Ini teh panas nya Bu, saya bawakan ibu obat sakit kepala. Kalau ibu butuh sesuatu bisa panggil saya. ''

"Iya mbak siti.makasih banyak ya.''

"Saya permisi Bu.''

Aku hanya mengganggukkan kepala sambil tersenyum. Segera kuseruput teh manis dari mbak Siti dan roti yang kubawa dari rumah. Langsung kuteguk obat sakit kepala pemberian mbak Siti. Ku baringkan kepalaku di atas meja, dan akhirnya ku tertidur. Aku membuka mata saat kusadari suara heboh tim ku yang mulai berdatangan. Pusing di kepalaku sudah terasa ringan.

"Mbak Dian wajahnya pucat sekali. Istirahat dulu aja mbak. "Kata angel dengan muka kawatir nya.

"Iya saya sedikit pusing Ngel, ini udah mendingan, barusan di kasih obat sakit kepala sama mbak Siti. ''

"Mbak Dian pasti kecapekan, Kurang istirahat, dan makannya gak teratur. ''

"Kamu terlalu hafal sama kebiasaan saya Ngel. ''

Lihat selengkapnya