Cerita Cinta Dibalik Omnibus Law

Zihfa Anzani Saras Isnenda
Chapter #8

#8 - Hati Ketiga (2)

"Maafkan aku karna tidak bisa melindungimu." Jefri masih saja menyalahkan dirinya atas kasus pelecehan seksual yang menimpaku.

"Bukan salahmu, kok."

"Kau pikir aku tidak tahu? 3 gadis itu mengurungmu di toilet belakang karna aku kan." Ucapnya

"Kau tahu darimana?" tanyaku

"Aku mendengarnya sewaktu polisi mengintrogasi gadis-gadis itu untuk kasus ini." jelasnya

"Jef, apapun alasannya, tetap bukan kamu yang salah." Sanggahku

"Maafkan aku, sungguh. Jujur saja aku tidak pernah berharap menjadi pria tampan dan populer seperti ini" Jefri menampar-nampar dirinya sendiri.

Aku langsung memeluk Jefri kuat, "Jangan seperti itu. kau harus bersyukur, Jef."

Beberapa saat tubuh Jefri melemah, ia juga tak lagi memukuli dirinya sendiri.

"Terimakasih."

Jefri melepas pelukanku dan beralih menangkup wajahku. Tatapannya sangat dalam, benar-benar membuatku salah tingkah.

"Aku bersyukur bertemu denganmu. Aku..."

Belum selesai Jefri berbucara, ponselnya tiba-tiba berbunyi.

"Ya?"

"..."

"Okay, aku ke sana."

Jefri terlihat sangat panik dan terburu-buru.

"Biar kuantar kau pulang dulu." Tuturnya

"Ah tidak perlu, aku bisa pulang sendiri." Tolakku.

"Kalau gitu biar kupesankan ojeknya."

Jefri terlihat sangat buru-buru, tapi pria itu tetap memprioritaskan keselamatanku. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Mas, jaga dia ya." Jefri berkata pada ojol yang menjemputku sambil membayar biayanya.

Setelah motor yang kunaiki melaju, ia langsung berlari berlawanan arah denganku.

"Mas, berhenti di sini saja." Pintaku pada sang supir ojek.

"Loh kenapa mba?" Meski bertanya, ojol itu menuruti perkataanku.

"Gapapa kok, cuman ada yang ketinggalan."

"Mau ditungguin mbak? Atau uanganya saya kembaliin aja deh."

"Oh gausah gapapa mas, uangnya juga ambil aja. Makasih banyak."

Setelah menyelesaikan urusan dengan mas-mas ojol, aku pun segera berlari mengikuti arah lari Jefri.

Awalnya aku kesulitan mencari sosok pria itu, tapi kemudian aku berhasil menemukan pria itu. Ia tidak berjalan menuju kumpulan demonstran, melainkan menuju sebuah jalan sepi, dan menemui 3 pria yang sudah berada di sana. Aku tidak mungkin langsunh mendekat dan menyapa Jefri, maka aku lebih memilih bersembunyi sambil menguping pembicaraan mereka.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Jefri dengan nadanya yang tinggi.

"Kami hanya melakukan negosiasi." Ucap salah satu dari mereka

"Tidak perlu, adik saya tidak butuh negosiasi itu." Jefri merangkul seorang pria muda yang ia sebut sebagai adik.

"Jangan ikut campur, dia sudah menerima bayaran sejak awal demonstrasi, jadi dia harus menjalankan tugasnya dengan baik."

"Kembalikan uangnya Jasper!" Jefri kembali meradang.

"Apa mungkin anak-anka sepertinya bisa mengembalikan sebanyak 10 juta?" Kedua pria yang sedaritadi bertolak dengan Jefri kemudian tertawa meremehkan.

Lihat selengkapnya