Cerita Cinta Dibalik Omnibus Law

Zihfa Anzani Saras Isnenda
Chapter #17

#17 - Seleksi Cinta Dari Tuhan

Angga terus menggenggamku membawaku masuk ke dalam rumah sakit. Tangannya terasa panas dan berkeringat menandakan ketegangan dalam dirinya.

"Ada apa ini?" tanyaku padanya.

Angga tak menjawab dan malah memelukku erat. Dalam pelukan Angga, aku bisa merasakan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat seperti hendak keluar.

"Angga, Zeeva." sebuah suara menyapa kami. Itu dokter Ani.

"Ayo ikut saya." Dokter Ani melangkah mendahului kami.

"Pakai dulu ini." Ia memberi kami masker, kaca penutup wajah, sarung tangan dan baju pelindungan diri seperti jas hujan.

Setelah memakai peralatan tersebut, kami pun berjalan melewati beberapa ruangan tertutup dan berhenti di satu ruangan dengan kaca besar sebagai sekat ruanganki dengan ruangan di dalam.

Dua orang suster di dalam sana membawa dan mendorong sebuah kasur mendekat. Mereka membuka kain putih yang menutupi kasur itu, menampilkan wajah Jefri yang sudah pucat pasi.

"Jefri!!!" aku berteriak sambil menggedor-gedor kaca yang menghalangi kami. Tangisku pecah tak bisa lagi dibendung.

Angga berusaha menahan aksiku, tapi aku terus menjerit histeris memanggil-manggil nama Jefri.

Dia harus bangun, harus..

"Maafkan saya Zeeva." Dokter Ani menyuntikkan sebuah cairan ke tanganku. Membuatku melemah dan jatuh ke lantai.

Aku jatuh dalan pelukan Angga, menyender lemah ke tubuhnya yang kekar. Angga tak melepaskan pelukannya barang sedetik pun.

"Zeeva, kau harus kuat." ucap Angga.

Bius yang disuntikkan padaku tak memberi efek tak sadarkan diri, melainkan hanya memberi efek ketenangan untuk diriku. Membuatku lemah dan tak bisa lagi berperilaku di luar batas.

"Aku ingin menemuinya." ucapku di sela tangis

"Zeeva, tidak ada yang bisa menemuinya."

"Tapi Jefri janji akan kembali sehat." ucapku lagi.

"Semua keputusan ada di tangan Tuhan." sanggah Angga

Lihat selengkapnya