Cerita Cinta Jenny

Lolita Alvianti susintaningrum
Chapter #2

Chapter 2

Take time to realize.. oh, oh I’m on your side

Didn’t I, didn’t I tell you

Take time to realize, this all can pass you by

Didn’t I tell you?

 

But I can’t spell it out for you

No it’s never gonna be that simple

No I can’t spell it out for you

 

If you just realize what I just realized

Then we’d be perfect for each other

And we’ll never find another

Just realize what I just realized

We’d never have to wonder

If we missed out on each other now

 (Colbie Caillat – Realize)

 

Jenny yang sedang asyik jalan kaki berangkat sekolah menoleh ketika sebuah sepeda melintas di sampingnya. Rupanya Kevin. Seperti biasa, cowok itu hanya melewati Jenny tanpa menyapa cewek itu. Pandangan Jenny mengikuti Kevin sampai cowok itu menghilang di balik tikungan jalan. Kevin memang selalu begitu, bersikap seolah-olah tidak mengenal Jenny. Entah apa yang membuat Kevin begitu cuek padanya. Padahal Jenny sudah berusaha bersikap ramah pada Kevin. Padahal Jenny tetangganya dan teman satu sekolahnya sejak SD. Jenny juga tidak pernah ikut-ikutan mem-bully Kevin walau dulu ia berteman dengan orang-orang yang mem-bully cowok itu.

Sejak Jenny bertemu Kevin pertama kali sampai sekarang, mereka tak pernah terlibat perbincangan akrab layaknya teman walau mereka bertemu setiap hari. Kalau pun Kevin bicara pada Jenny, itu hanya seperlunya saja, sangat seperlunya hingga kata-kata seperti barang mahal yang perlu dihemat, sekali pun jenny mencoba membuka obrolan dengan topik yang cukup mengasyikkan. Kalau Jenny menyapa Kevin dengan sapaan ‘hey Kevin’ maka Kevin hanya menjawab dengan senyuman manis dan simetris. Senyum yang tidak menunjukkan keakraban melainkan kesopanan.

Meski begitu, rasa suka Jenny pada Kevin tidak berkurang sedikit pun dari waktu ke waktu. Kevin juga berhasil membuat Jenny tidak pernah melirik dan terpikat pada laki-laki mana pun. Terasa tak masuk akal, Kevin berhasil ‘menyihir’ Jenny tanpa melakukan apa pun. Mungkin inilah yang dinamakan cinta buta. Cintanya pada Kevin membuatnya tak peduli bagaimanapun sikap Kevin padanya dan tak peduli dengan laki-laki yang lebih menarik dibandingkan Kevin.

***

Hari ini adalah hari pertama tes kenaikan kelas. Jenny duduk di depan ruang tes dengan membawa alat tulis berikut papan ujian dan kartu tesnya. Bel telah berbunyi, menandakan tes akan segera dimulai. Semua murid bersiap masuk ruangan untuk mengikuti tes sambil berharap guru yang mengawasi mereka bukanlah guru killer.

Sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak pada Jenny dan teman-teman satu ruangnya karena mereka akan diawasi oleh Bu Grace, seorang guru perempuan yang terkenal ganas. Beliau akan mengawasi dengan ketat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada murid yang berbuat curang selama tes berlangsung. Terdengar bisikan-bisikan dan gerutuan di sana-sini. Jenny memasuki ruang tes dengan lesu. Sepertinya hari ini ia harus benar-benar berjuang tanpa bantuan.

Setelah selesai berdoa, Bu Grace membagikan soal dan lembar jawab komputer kepada peserta tes di ruang itu. Kemudian ruang tes itu menjadi sesepi kuburan. Tak ada seorang pun yang berani berkutik selama tes berlangsung. Dari balik meja guru, pandangan Bu Grace menyapu seisi ruangan. Yang lebih menyebalkan lagi, setiap lima menit sekali beliau berjalan berkeliling ruangan dan meneliti setiap meja satu persatu.

Lihat selengkapnya