Mereka pun berhenti di sebuah mall besar di kota tersebut. Sudah lama rasanya Sasa tidak pergi ke mall. Kalau di kotanya di Bandung hampir setiap hari dia bulak balik pergi ke mall karena letak rumah dan mall sangat dekat, bahkan berjalan kaki pun bisa.
Sasa dan Antoni berjalan mengelilingi isi dalam mall tersebut. Mereka berusaha mencari hp yang akan Antoni gunakan. Dan pilihan jatuh di salah satu toko bercat biru langit diihiasi wallpaper bunga-bunga. Mereka disambut dengan hangat oleh pelayan toko tersebut.
Antoni meminta Sasa untuk memilihkan hp yang bagus menurutnya. Sasa pun menjatuhkan pilihan pada sebuah hp yang cukup elegan dengan warna abu tua. Hp itu merupakan keluaran terbaru menurut pemilik toko tersebut. Antoni pun langsung menyetujuinya dan langsung membeli hp tersebut tanpa berpikir lama-lama.
Sasa cukup kaget dengan tingkat temannya tersebut. Kemudian Sasa berbisik kepada Antoni “Kamu yakin mau milih hp itu? Ga mikir-mikir lagi?”
“Memangnya kenapa? Hp itu tidak bagus?” tanya Antoni cukup keras hingga pelayan menoleh ke arah mereka berdua.
“Bukan gitu, itukan pilihan aku bukan pilihan kamu. Masa ia kamu langsung percaya sama saran aku gitu aja tanpa mikir-mikir lagi” Sasa melanjutkan pembicaraan tersebut tanpa bisik-bisik lagi.
“Hmm. Gini ya nona tadi saya meminta tolong kamu untuk memilihkan hp yang menurut kamu bagus untuk saya gunakan. Saya menghargai kamu makanya saya langsung memilih hp tersebut. Dan saya pun yakin pilihan kamu itu yang terbaik. Saya yakin kamu dapat memilih yang terbaik”
Sasa hanya tersenyum kecil mendengarkan perkataan Antoni yang cukup dewasa, tegas dan menenangkan hatinya. Mungkin karena usia Antoni yang jauh 4 tahun di atas usia Sasa. Sasa jadi ingat kembali dengan Rangga dan tak sengaja membandingkannya dengan Rangga. Kalau Rangga Sasa kasih saran pasti dia menolaknya dengan mentah-mentah padahal dia duluan yang minta saran darinya. Sasa merasa Antoni itu walaupun galak tapi ia berhati lembut dan selalu mengajarkan di setiap kesempatan, tidak betul-betul mengajarkan seperti mata pelajaran di perkuliahan. Betul sepertinya apa yang waktu itu bu Yusi katakan kepadanya kalau Antoni itu orangnya baik kalau kita sudah mengenalnya.
Saat Antoni akan membayar hp nya tersebut, pelayan toko datang dengan membawa dua buah gantungan handphone pasangan. Gantungan itu berbentuk love yang memiliki magnet apabila di satukan.
“Ini bonusnya kak, bisa digunakan oleh kakak berdua” Pelayan tersebut berkata sambil memberikan gantungan tersebut kepada Sasa dan Antoni.
“Oh iya makasih” Jawab Sasa sambil bingung akan diapakan gantungan tersebut. Gantungan itu seperti untuk anak kecil saja. Tapi ini hadiah, akhirnya Sasa menggantungkannya di tas jinjingnya. Sedangkan Antoni masih mengenggam gantungan tersebut.
Hari ini mereka banyak sekali mendapat bonus yang tak terkira. Hari sudah semakin sore. Mereka segera bergegas untuk pulang ke desa. Karena sudah tidak ada barang lain lagi yang harus mereka beli. Kalau mereka pulang larut malam khawatir jalan semakin sepi karena di sepanjang jalan menuju desa lampu penerangan masih jarang.