Sudah hampir dua bulan lamanya Sasa tinggal di desa ini. Pekerjaan yang menumpuk membuat ia jarang pulang ke rumah. Untuk melepas rasa rindu hanya bisa ia lakukan melalui video call. Pergi ke lapangan juga sudah jarang ia lakukan. Antoni lebih memilih pergi seorang diri tanpa mengajaknya. Hubungannya dengan Antoni menjadi renggang. Sasa tidak tahu kenapa sepertinya Antoni berusaha untuk menghindari Sasa.
Riska bersikap biasa saja pada Antoni dan Sasa, seperti tidak pernah terjadi suatu masalah yang serius antara mereka berdua. Namun sekarang Riska menjadi lebih gemuk dari biasanya. Kayaknya dia banyak makan. Baguslah kalau begitu jadi dia tidak sakit-sakitan lagi.
Saat istirahat pun tiba. Sasa menghampiri ke ruangan Antoni untuk menanyakan berkas yang masih ia bingung. Antoni menatap Sasa dengan lamanya.
“Hei, ada apa?” Tanya Sasa.
“Kamu makin cantik” Jawab Antoni sepertinya dia keceplosan saat mengatakannya.
“Apa?” Sasa tersipu malu mendengar Antoni mengatakannya.
“Hari ini kita kelapangan ya, habis istirahat kita langsung pergi. Bawa berkas-berkas yang ini” Lanjut Antoni sambil menundukan wajahnya. Dia menjadi salah tingkah.
“Tapi hari ini aku pakai rok, susah kalau naik motor” Keluh Sasa.
“Saya antar kamu pulang dulu untuk berganti pakaian lalu kita berangkat” Antoni berkata sambil terus memeriksa berkas yang ada.
Setelah istirahat usai, Sasa mengemas barang-barangnya dia masukan ke dalam tas jinjingnya. Ia lalu pergi berpamitan kepada bu Yusi dan Riska bahwa ia akan pergi ke lapangan dengan Antoni. Riska hanya melihat Sasa dengan muka yang datar.
Sasa lalu dibonceng oleh Antoni. Ia duduk miring, karena ia mengenakan rok. Sasa bingung karena arah ke kosannya ke kiri tapi kenapa ia langsung ke kanan. Motor tersebut kemudian berhenti disebuah rumah bercat putih, tampak mobil Antoni terparkir disana. Sasa turun dari motor tersebut saat Antoni memasukan motornya ke dalam halaman rumah tersebut.
“Ini rumah siapa?” tanya Sasa kepada Antoni. Antoni tidak menjawab karena ia sedang sibuk memarkirkan motornya. Antoni kemudian mengeluarkan mobilnya dan menyuruh Sasa untuk masuk ke dalam mobil. Sasa pun masuk ke dalam mobilnya.