Sasa kemudian meletakan bunga edelweis yang tadi Antoni berikan kepadanya di meja. Saat ia hendak pergi ke kamarnya ada suara ketukan pintu. Apa itu Antoni? Bukankah ia tadi sudah pergi dengan mobilnya? Tanya Sasa dalam hatinya. Kemudian Sasa membuka pintu kosannya.
Betapa terkejutnya dia melihat Rangga yang berdiri di depan pintu kosannya. Sudah berbulan-bulan dia tidak berjumpa dengannya.
“Hai Sasa” Rangga menyapanya dan langsung memeluknya.
“Aku kangen sama kamu, kamu gimana kabarnya?” Rangga terus memeluknya dengan erat. Sasa kaget ia tidak ingin Antoni melihatnya. Ia kemudian melepaskan pelukan Rangga jaga-jaga Antoni kembali lagi ke kosan dan melihat kejadian semua ini. Bisa-bisa ia cemburu seperti dulu lagi.
“Eh, ia kemana saja kamu selama ini?” Sasa bertanya dan langsung duduk di teras rumahnya.
Rangga kemudian menceritakan dari awal ia pergi dari desa ini. Rupanya dia sudah tidak mengontrak lagi di depan rumah kosan Sasa. Dia pergi karena mantan istrinya terus menghantuinya. Sampai detik ini ia selalu berpindah-pindah tempat. Nomor handphone nya ia ganti, Rangga lalu megambil hp yang ada di tangan Sasa dan menyimpan nomornya di hp Sasa. Ia minta maaf tidak bisa setiap saat menjaganya selama ini. Rangga bingung tidak tau harus berbuat apa dengan mantan istrinya itu. Menurut dia dulu mantan istrinya itu baik dan penurut, namun entah kenapa ia sangat ingin bertemunya dengan nya terus. Ia terus-terusan meminta uang kepadaku. Padahal aku sudah memberikan uang kepadanya melalui nomor rekening adik iparnya setiap bulan.
“Kenapa kamu tidak menemuinya saja sih, biar semuanya jelas?” Tanya Sasa penasaran.
“Aku sudah tidak ingin ada hubungan apa-apa lagi dengannya. Rasanya sakit kalau aku melihat dia. Jika aku melihat dia aku seperti melihat almarhum ibuku” Rangga berbicara sambil tertunduk lesu.
Rangga bingung kenapa istrinya selalu tau keberadaan Rangga dimanapun itu. Jadi setidaknya seminggu 3 kali ia berpindah tempat dari satu tempat ketempat lainnya. Pekerjaannya di desa ini ia tinggalkan. Sebetulnya ia lelah dengan keadaan seperti ini, namun dia bingung harus bagaimana.
Sasa berusaha menasehati Rangga untuk segera bertemu mantan istrinya itu agar masalah antara ia dan mantan istrinya segera selesai. Mungkin ada sesuatu hal penting yang ingin ia sampaikan kepadanya.
“Taruhlah rasa sakitmu itu seorang diri. Tahan dulu, segeralah menemuinya agar ada titik terang dari permasalahan kalian” Sasa berkata pada Rangga yang terlihat sekali frustasi. Dia melihat kini Rangga yang ia kenal menjadi kurus, lesu, seperti kurang makan. Dan benar saja Rangga hanya makan satu kali satu hari. Tulang-tulangnya pun kelihatan dari luar. Terlihat lebih tua darinya 10 tahun padahal mereka seumuran. Saat ini pun Rangga tidak tau harus kemana lagi. Mungkin dia akan mencari kos-kosan yang masih buka malam ini. Sasa pun bingung harus bagaimana, tidak mungkin ia menyuruh Rangga untuk menginap di kosannya.