Rangga yang terus mengikuti mobil Antoni akhirnya berhenti di depan rumahnya. Antoni kemudian membuka pagar dan menyimpan mobilnya itu digarasi. Rangga lalu mengikutinya dengan menyimpan motornya dekat dengan motor-motor Antoni. Saat Antoni telah selesai memarkirkan mobilnya. Ia turun untuk mengunci pintu pagar rumahnya. Rangga mendekatinya lalu menyapanya “Hallo brow sudah lama ya tidak bertemu”
Antoni hanya memandangnya tanpa berbicara apapun. lalu masuk ke dalam rumah diikuti Rangga.
“Jadi ini rumahmu, bagus juga” Rangga membuka jaketnya sambil duduk di ruang tamu. Antoni hendak masuk kedalam namun ia berbalik dan berjalan kearah. Antoni lalu memegang baju Rangga dan menariknya untuk berdiri.
Buug..
Ia menonjok Rangga hingga Rangga tersungkur ke lantai dan berdarah. Rangga yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung membalas kembali Antoni. Lima menit mereka berkelahi akhirnya mereka lelah dan akhirnya mereka tersenyum.
Antoni bersandar ke dinding rumahnya sedangkan Rangga bersandar ke kursi ruang tamu. Antoni lalu pergi ke dapur ia membuka lemari es dan mengambil es batu serta kain untuk meredakan bekas tonjokan Rangga. Ia membawanya menuju ruang tamu. Ia kemudian meletakannya di tengah-tengah antar mereka berdua.
“Kamu betul-betul kuat kalau berantem. Apa kamu menyukai Sasa” Rangga bertanya sambil terlihat kelelahan dan berusaha menahan rasa sakit.
“Untuk apa kamu ikut campur urusan saya” Tanya Antoni kepada Rangga dengan nada yang sinis.
“Jangan permainkan hatinya. Tolong jaga dia untukku” Lanjut Rangga.
“Seperti dulu kamu mempermainkan?”
“Kamu mengetahui kejadian antara aku dan Sasa?” Rangga bertanya dan Antoni hanya menganggukan kepalanya. Mereka sama-sama kelelahan dan kesakitan.