Permainan pun dimulai. Sepertinya Riska tau kalau Antoni sudah menyatakan cintanya pada Sasa. Riska melihat Sasa dipagi hari. Ia sengaja datang di jam yang sama dengan Sasa datang. Riska bertanya kepada Sasa mengapa wajahnya begitu ceria. Ia pun bertanya kemana saja kemarin, ia ingin melihat berkas yang kemarin mereka kunjungi. Riska terus mendesak Sasa secara perlahan agar Sasa berbicara dengan sendirinya.
“Hihi.. tau gak kemarin Antoni nembak aku teh Riska” Sasa malu-malu berbicara. Sasa mengabaikan perkataan Antoni yang dilarang berbicara apapun dengan rekan sekantornya. Sasa jadi terpancing untuk berbicara. Dan mengalirlah semua yang mereka lakukan dikala itu.
Riska terlihat diam, dia tidak berbicara sepatah kata apapun. Sasa langsung terdiam dan dia langsung mendekati Riska dan bertanya “Apa aku salah teh? Teh Riska suka pada Antoni?”
Riska hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Sasa tersenyum lega melihat sikap Riska. Riska pun bertanya apa Sasa menyukai Antoni? Namun Sasa masih bingung menentukan hatinya. Ada dua lelaki dihidupnya saat ini. Ia tidak ingin disakiti lagi untuk kedua kalinya.
Saat mereka tengah berbincang, pak Kurmi datang memanggil Sasa untuk segera mengikutinya kedepan. Sasa lalu tidak melanjutkan obrolannya lagi. Dia pergi mengikuti pak Kurmi ke depan. Riska lalu kembali ke meja kerjanya. Sasa pergi ke depan.
Ternyata pak Kurmi memanggil Sasa karena ada tukang bubur yang lewat ia bertanya apa Sasa mau beli bubur? Pak Kurmi ini ada-ada saja pakai menyuruhnya ikut pergi kedepan. Padahalkan bicara langsung tadi juga bisia, dia juga bisa menawarkan langsung pada Riska.
Sasa lalu memilih bubur apa yang ia jadikan sarapan kala itu. Ia memilih bubur ayam untuk menjadi santapan pagi hari. Rupanya pak Kurmi sengaja menyuruh Sasa untuk melihat langsung agar Sasa dapat memilih mau makan yang mana, bubur ayam atau bubur sapi. Sasa hanya tertawa melihat tingkah laku pak Kurmi.
Antoni yang mendapat kabar langsung dari pak Kurmi bisa bernafas sejenak. Ia khawatir pada Sasa. Dan benar saja Riska sudah datang lebih pagi dari dugaannya. Antoni segera memanaskan motornya dan melaju dengan kencang hingga sampai kantor. Saat sampai kantor ia melihat pak Kurmi tengah berbincang-bincang dengan Sasa hingga suapan Sasa yang terakhir. Pak Kurmi mengangkat jempol tangannya di samping kepada Antoni sengaja ia lakukan agar tidak ketahuan Sasa. Antoni hanya mengangguk dan mendekati mereka.
“Tumben datangnya siangan? Telat bangun ya?” Tanya Sasa pada Antoni. Antoni hanya menganggukan kepala dan terliat ngos ngosan kecapean.
“Sini, sarapan dulu” Ajak Sasa sambil bergeser dan Antoni duduk disampingnya. Pak Kurmi lansung pamit untuk segera bersih-bersih di dapur.
“Riska sudah datang?” Tanya Antoni sambil melirik ke belakang untuk memastikan tidak ada Riska di belakang.
“Sudah, tadi juga aku sudah ngobrol sama dia” Sasa menganggukan kepalanya setelah itu ia memakan kerupuk udang yang terakhir.