Sasa tertidur lelap setelah makan obat dari dokter. Dia tidak tahu Antoni dan Rangga yang menemaninya hingga ia telelap. Saat Sasa membuka matanya di pagi hari ia melihat di meja nya sudah ada tersedia botol minuman, buah-buahan, obat, vitamin dan sepiring nasi hangat beserta cemilannya. Mungkin ibu kosan yang membawakan untuknya. Tapi setelah ia lihat kembali ada sepucuk surat untuknya
'Jangan lupa di minum obat dan vitaminnya.
Saya tau kamu banyak makannya, jadi tetap pertahankan itu
Love'
Sepertinya ini surat dari Antoni, tapi masa ia dia datang kesini pagi-pagi, gumamnya.
Hari ini Sasa tidak masuk kerja, dia masih kesakitan. Dia bingung kenapa ia bisa seperti itu. Padahal ia makan dan minum seperti biasanya.
Sasa lebih memilih untuk segera mengemas barangnya, ia ingin pulang, ia ingin dipeluk oleh mamahnya. Surat ijin sakit kalau tidak salah sudah ia berikan kepada Antoni tadi malam. Kalau dia diam di kosan sendiri tak ada yang menjaganya selama 24 jam. Antoni dan Rangga sedang sibuk bekerja, mereka hanya mengurusku saat selesai pulang kerja.
Saat Sasa membereskan barang-barangnya. Terdengar suara depan pintu rumahnya, seperti ada orang yang masuk kedalam. Ternyata Antoni yang datang menjenguknya. Antoni kaget melihat Sasa sedang merapihkan barang-barangnya ke dalam tas ransel.
“Mau kemana kamu?” Antoni bertanya kepada Sasa yang tengah sibuk.
“Aku mau pulang saja. Gak enak sendirian kaya gini”
“Kamu mau pingsan di tengah jalan tanpa ada orang yang menjagamu?” Tanya Antoni dengan kesalnya.
Ia lalu menarik Sasa untuk segera naik ke atas tempat tidurnya.
“Ada saya yang menjaga kamu, kamu taukan saya sering ke lapangan? Saya bisa nyimpang ke sini untuk menemani kamu. Saya juga bisa tunggu disini seharian kalau kamu mau”
Sasa menangis tersedu-sedu, tidak tau harus berkata apa. Antoni berusaha untuk menenangkannya, tapi ia tidak berani memeluknya. Ia hanya menepuk-nepuk kepala Sasa. Rangga ternyata datang untuk menjenguk Sasa dia hanya melihat kejadian itu dari depan pintu kamar Sasa.