Cerita Dibalik Pengakuan

Sartika Chaidir
Chapter #4

TANTANGAN

"I, I love you like a love song, baby."

"I, I Love you like a love song, baby."

Lagu Selena Gomez mengalun dengan nyaring dari ponselku, membuat aku tersadar dari dunia mimpi. Perlahan ku raih ponsel ku yang terletak di meja belajar. Dengan kesadaran yang belum sempurna, aku melihat layar ponselku. Muncul nama Via di layar ponselku. Sesaat ku kernyip kernyip kan mataku agar dapat melihat jelas pesan yang Via kirim.

"Lana.... Ikut gue ke festival Jepang yuk!" Isi pesan yang Via kirim untuk ku.

"Kapan? Dimana?" Balas ku.

Ku rebahkan kembali tubuhku di tempat tidur, mataku masih ingin di pejamkan. Karena hari ini hari minggu, jadi aku rasanya hanya ingin bermalas-malasan di kos. Namun belum ada 5 menit, ponselku kembali berbunyi. Dengan malas ku lihat layar ponselku, muncul pesan balasan dari Via. Dengan agak malas aku membuka pesan dari Via.

"Di UI depok. Gue ntar jam 9 ke kos lu!" Isi pesan Via.

"Ok, Melia ikut?" Balas ku

"Kalau enggak ikut, lu mau ikut enggak?" Balas Via.

"Ajak Melia biar rame." Jawabku.

"Ok." Balas Via.

Sesaat aku merasa kurang bersemangat dengan ajakan Via. Apalagi tadi Via tak menginginkan ada Melia. Setelah beberapa bulan aku mengenal Via, aku merasa apa yang Melia bilang ada benarnya. Melia sering bilang kalau Via egois tak pernah bisa menerima penolakan dan selalu ingin menjadi yang paling lebih dari yang lainnya.

"Ah masih lama, tidur sebentar bisa kali!" Gumam ku sambil menenggelamkan wajaku ke dalam bantal dan menarik kembali selimut ku yang tersingkap.

"Tok... Tok... Tok..."

"Lana... "

Rasanya baru 5 menit aku terlelap dan harus kembali terjaga dengan ketokan di pintu kamar ku.

"Iya..." Jawabku sambil bangun dari tempat tidur dan melangkah menuju pintu.

"Lana..."

"Iya... Sabar..." Jawabku dan ketika pintu terbuka tampak Via dan Melia sedang berdiri berdampingan.

"Widih... Kompak nih!" Godaku.

"Dih... Ogah banget!" Kata Melia sambil ngeloyor masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuh nya di tempat tidur.

"Liat tu Lan! Dia tu emang enggak mau ikut. Tadi aja gue banguninnya setengah mati."

"Baru setengah kan? Belum mati?"

"Emang nyebelin banget lu! Klo bukan adek gue udah gue bejek lu!" Seru Via sambil melemparkan tasnya ke tubuh Melia.

"Apaan sih lu?! Lempar lempar! Sakit tau!" Gerutu Melia yang dengan spontan menendang tas Via.

"Udah... Udah... Demen banget sih lu pada berantem! Enggak capek apa?"

"Capek..."

"Capek..."

Jawab Melia dan Via bersamaan.

"Capekan? Makanya stop berantemnya. Gue yang ngeliat aja capek!" Kataku sambil merebahkan tubuh ku di samping Melia.

"Terus lu ngapain tiduran lagi?!" Tanya Via dengan nada tinggi.

"Masih ngantuk Vi! Tidur sebentar lagi ya."

"Bener tu Lana! Hari minggu enaknya nyantai nyantai, bobo cantik!" Seru Melia yang memang sefrekuensi dengan ku.

"Ayo dong Lan! Terakhir ni gue bisa bebas. Besok gue udah mulai masuk kerja nih!" Pinta Via tanpa memperdulikan celotehan Melia.

"Itu derita lu!" Jawab Melia.

"Diem! Berisik lu! Gue enggak ngomong ama lu!" Balas Via.

"Iya... Iya... Tapi gue tidur bentar lagi ya, ngantuk banget! Mulai acaranya emang jam berapa?"

"Udah dari jam 8." Jawab Via yang terlihat kesal.

"Sampai jam berapa?"

Lihat selengkapnya