Cerita Dibalik Pengakuan

Sartika Chaidir
Chapter #6

LUKA

"Lana bangunnn!!!"

"Haduhhh.... Apaan sih Mel?!! Masih ngantuk gue."

"Kebiasaan lu, habis sholat subuh tidur lagi. Lu enggak kuliah Lan?"

"Enggak."

"Lu hari ini enggak ada kelas?"

"Siang."

"O... Ya udah, gue duluan ya!"

"Hemm."

Hari ini rasanya aku tak ingin beranjak dari tempat tidur. Entah apa yang membuat aku tak bersemangat. Ada rasa bersalah yang membuat hatiku gelisah. Apa yang aku takuti pun terjadi. Semenjak perkenalkan di festival Jepang waktu itu, Leo hampir setiap hari menghubungi ku. Penolakan yang sering aku lakukan tak membuat Leo berhenti mendekati ku. Bahkan sempat beberapa kali Leo datang ke kampus. Membuat hatiku mulai goyah, namun aku masih bertahan. Aku tau, ini salah. Akan ada dua hati yang terluka. Dan aku tak ingin melukai hati Via dan Arga.

"I, I love you like a love song, baby."

"I, I love you like a love song, baby."

Suara nyaring lagu Selena Gomez menyadarkan ku dari alam bawah sadar ku.

"Siapa sih?!" Gerutuku sambil meraih ponselku yang tergeletak di lantai.

Perlahan ku buka mataku dan mencoba membaca nama yang muncul di layar ponselku.

"Leo... " Pekik ku.

"Haduh... Ngapain lagi sih?" Tanyaku sambil membuka pesannya.

"Hai... Lana? Lagi dimana?" Isi pesannya.

"Au Ah!" Gerutuku sambil kembali menenggelamkan wajahku pada bantal kesayangan ku. Namun sepertinya Leo tak segampang itu menyerah. Sepuluh menit kemudian ponselku kembali berdering.

"Lana... Kok enggak di jawab? Lagi kuliah ya?"

Dan pesannya kali ini berhasil membuat rasa ngantuk ku hilang. Perlahan aku bangun dari tempat tidur dan duduk di kursi meja belajar ku. Sesaat ku pandangi foto yang sudah 1 tahun bertengger di meja ini.

"Hah... Arga, sesibuk itu kah kamu? Sampai enggak ada waktu buat aku?" Gumam ku. Kembali ponselku berdering, mengembalikan pikiran ku yang sedang berkelana.

"Lana... Nanti gue ke kampus lu ya?" Isi pesannya.

"Leo.... Berisik lu!" Makiku yang tertuju pada ponselku. Dengan cepat aku membalas pesannya.

"Mau ngapain?"

"Akhirnya di bales juga, mau ketemu lu dong." Balasnya yang hanya membutuhkan 3 menit saja.

"Gue lagi banyak tugas, kayaknya enggak bisa Leo."

"Gue tungguin sampai tugas lu kelar."

"Hiii....Leo, ngeselin banget sih lu. Enggak ngerti apa maksud gue! Gue enggak mau ketemu lu!" Makiku pada ponselku.

"Oke... Lana?" Isi pesannya lagi, yang membuat aku semakin kesal.

"Bodo amat!" Makiku yang masih tertuju pada ponselku.

"Astaghfirullah.... Telat deh gue!" Seru ku ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 11.30. Dengan cepat aku bersiap diri. Karena ada 2 jadwal mata kuliah hari ini. Dan hanya butuh 1jam aku bersiap diri. Dengan cepat aku bergegas menuju kampus dan menuju ruang kelas sesuai jadwal.

Dengan kasar ku lempar tasku di meja dan ku jatuhkan badanku di kursi. Rasanya tak ada lagi semangat untuk belajar. Padahal ini mata kuliah yang paling aku sukai.

"Lana...!" Seru Melia yang tiba-tiba muncul di hadapan ku.

"Kusut banget muka lu? Enggak mandi ya lu?" Celotehnya sambil duduk di bangku sebelah ku.

"Enak aja, mandi lah!"

"Tapi lu kucel banget!"

"Berisik lu Mel!" Kataku kesal.

"Dih gitu aja sewot! Lagi kesel ama sapa neng? Arga apa Leo?" Tanya Melia yang memang sudah tau kalau Leo sedang mendekati ku. Namun Melia tak pernah menceritakannya pada Via, walaupun Melia menyalahkan Via untuk kasus Leo.

"Leo... "

"Kenapa lagi dia?" Tanya Melia yang tak terjawab karena teralihkan dengan suara barito yang berasal dari arah pintu masuk kelas.

"Lana... Mati gue!" Seru Dani yang keliatan panik.

"Mati kenapa lu Dan?" Tanya Melia yang ikutan panik. Karena kalau Dani panik pasti menyangkut mata kuliah. Namun belum sempat Dani menjawab Melia, muncul Erik yang tak kalah panik.

"Lan... Gue duduk di belakang lu ya! Ntar kasih tau gue!" Kata Erik sambil segera menuju kursi di belakang ku.

"Enak aja, gue duluan botak!" Seru Dani yang langsung duduk di kursi yang terletak di belakang ku.

"Pasti kuis ya!" Kata Melia yang mulai ketularan panik.

Lihat selengkapnya