Setelah kembali masuk kuliah,Kartika terlihat semakin cantik dalam pandangan Bastian, entah Bastian menyadarinya atau tidak, kali ini ia lebih sering memperhatikan Kartika yang penampilannya jauh lebih sopan dan sederhana.
" Hari ini kita akan ada kunjungan ke rumah pasien saya yang dulu menderita Aids " tegas Bastian.
" Tapi ... Apa benar-benar sudah sembuh pak " seorang anak muda mulai meragukan penjelasan Bastian.
" Iya ..., bukannya penyakit itu ... Sulit dan ... " Sahut seorang gadis disamping Kartika.
" Kalian tinggal pilih saja, mau ikut ... Atau tidak ... Jangan terlalu berbelit-belit" kata Kartika membuat semua temannya menundukkan kepalanya.
" Apa kalian merasa ... Kalian itu terlalu suci, sampai kalian enggan bertemu dengan seorang mantan penderita Aids ... Apalagi mereka sudah tua lagi " sambung Kartika.
" Kenapa dia yang lagi-lagi membantu saya " batin Bastian dengan wajah datarnya.
Bahkan siang itu, Bastian sangat melihat Kartika sangat antusias saat bertemu dengan pasutri yang dulunya adalah pasien Bastian saat dirumah sakit.
Dari jauh Bastian mulai melihat Kartika menghibur kedua pasutri yang sudah tua itu dengan tariannya yang super lucu.
Kartika juga tampak bersemangat saat memanen beberapa buah strawberry di ladang yang berada di belakang rumah sederhana itu.
***
Malam harinya, sebelum pulang Kartika mengajak Bastian untuk makan bersama dengan kedua sahabatnya.
" Kamu serius ... Kita makan disini ?" Tanya Bastian sedikit ragu.
" Iya pak ... Makanan di kedai pinggir jalan ini sangat enak ... Murah dan dijamin fresh " jawab Kartika sembari mengambil daftar menu makanan.
" Kar ... Sepertinya gue sama si gemoy ini harus segera cabut ... Ada interview di tempat kami melamar kerja " kata livi.
" Tapi ... " Kartika hendak protes.
" Sudahlah ... " ivana tampak sengaja memberikan senyum nakalnya.
Sepertinya itu hanya akal-akalan kedua sahabat Kartika untuk membiarkan Bastian dan Kartika dekat.
Setelah ivana dan livi pergi, Kartika mengambil menu makanan yang baru saja di pesan.
" Ini untuk bapak " kata Kartika seraya memberikan nasi dengan lauk ikan gurami bersama sambal yang di lengkapi dengan toge goreng.
" Ini ... Apa sehat ?" Tanya Bastian.
" Jangan kebanyakan tanya ... Makanan yang ada didepan mata itu harus di syukuri dan segera dimakan" kata Kartika seraya menyuapi Bastian langsung dengan tangan kanannya.
Seumur-umur Bastian belum pernah diperlakukan sehangat ini oleh istrinya, namun malam ini ia seakan lupa bahwa Kartika adalah masiswinya yang sering membuatnya kesal.
" Dan satu lagi ... Es jeruk disini sangat enak " kata Kartika sembari memberikan segelas es jeruk untuk Bastian.