Setelah kuputuskan untuk mencari Lusi, aku jadi jarang ke kampus bahkan aku mengundurkan diri menjadi panitia seminar. Aku ingin fokus dalam menemukan Lusi. Novi berusaha menghubungi aku dan bertanya aku dimana, teman-teman yang lain juga. Aku lupa memberi tahu Novi bahwa aku bukan panitia lagi, jadi aku mampir ke kampus dulu, sebelum ke rumah sakit. Aku menunggu bus, berjalan perlahan dan berpikir apakah aku bisa bertemu Lusi, hingga mataku tertuju pada seseorang yang sedang duduk di halte.
Dira : “Pagi pak..”
Arka : “Kamu… masih panggil saya bapak? Rupanya aku harus operasi plastik supaya gak terlihat tua”
Dira : “Bapak gak tua ko, hanya kurang sopan saja rasanya, anda kan sebentar lagi jadi professor muda, mana mungkin saya berani bicara sembarangan. Sekali lagi saya minta maaf karena kesan pertama kita bertemu sangat buruk, bahkan memalukan”
Arka : “Saya tidak akan memaafkan kamu kecuali.. kamu tidak menggunakan bahasa formal saat di luar kampus dan lagi saya kan bukan dosen kamu serta jangan panggil saya bapak”
Dira : “Baiklah, bapak tinggal di sekitar sini? Maksud saya mmm…. Salah lagi, maksud aku, kamu tinggal di sekitar ini?”
Arka : “Gitu dong.. Iya rumah ku di Blok B. Kamu?”
Dira : “Blok D.. busnya sudah datang.. ke kampus kan? bareng aja”
Aku dan Arka duduk bersebelahan, aku sebenarnya gugup, tapi aku berusaha untuk terlihat biasa saja, sepertinya aku akan sering bertemu Arka, secara kami tinggal di lingkungan yang sama, hanya beda satu blok.
Arka : “Siapa Lusi?" Aku terkejut dan melihat Arka, dia ternyata mendengar ucapanku waktu itu.
Dira : “Bukan siapa-siapa..”
Arka : “Aku ingin menjelaskan kejadian waktu itu, sebenarnya aku tidak ada niatan untuk mengganggu kamu tidur atau apa, aku ingin mebangunkan kamu, aku kira kamu salah ruangan tapi gak tega, jadi aku nunggu kamu bangun”
Dira : “Yang lalu biarlah berlalu…”
Arka : “Oh iya aku dengar kamu berhenti jadi panitia, benar?”
Dira : “Hmmmm iya, makanya mau ke kampus sebentar menemui yang lain”
Arka : “Kamu mengundurkan diri bukan karena aku kan?”
Dira : “hahaha ya enggak lah… sudah sampai, ayo turun..”
Kesalahpahaman harus segera diluruskan , aku juga tidak suka terlibat masalah dengan orang lain. Aku dan Arka berjalan berlawanan arah, dia ke Aula, aku ke ruang lain menemui Novi.
Arka : “Tunggu Dir…” Arka memanggilku..