CERITA HARI INI

Missooo
Chapter #1

Dibalik Gambar Ambulance #1

Ingin sedikit berbagi cerita, ini kisah nyata tentangku bersama Shandya, bocah 8 Tahun yang gemar menggambar mobil ambulance.

Pertama-tama, aku ingin mengenalkan diriku dulu. Orang-orang di sekelilingku terutama dilingkup kerjaku memanggil aku dengan sebutan Miss O, huruf 'O' adalah akronim dari nama depanku. Aku adalah seorang guru freelance di samping kesibukanku yang lain.

Sudah tiga bulan ini aku ditugaskan untuk menjadi guru pendamping salah satu anak berkebutuhan khusus, menggantikan teman sejawatku bernama Yuzi Safitri. Oh ya, anak tersebut Shandya Ardana namanya, biasanya aku memanggilnya dengan sebutan Shan, biar lebih singkat sesuai panggilanku yang hanya dicomot satu huruf dari 12 huruf nama lengkapku.

Awalnya, aku ragu saat mendapat amanah baik seperti itu. Bukan karena aku tidak mau repot, tapi aku takut tidak bisa mengontrol emosiku saat mengajarinya baca tulis dan berhitung secara ringan, aku takut kalau aku kelepasan mengumpat kasar padanya, aku takut akan memperparah mental si anak tersebut jikalau anak itu tak patuh padaku. Terlebih saat si anak tersebut susah sekali di arahkan. Aku sangat amat ragu menerimanya.

Tapi seiring berjalannya waktu, lambat laun aku mulai terbiasa. Aku tidak mengumpat atau mengeluarkan kata-kata yang bar-bar, meski dalam hati agak kesal. Sebisa mungkin aku tidak mengeluarkan emosiku itu saat tengah memberikan pengajaran pada si anak tersebut. Cukup sulit memang, tapi aku harus bisa.

Kemudian, aku menemukan satu fakta unik kalau anak tersebut memiliki satu skill luar biasa yaitu menggambar. Dia mampu menggambar hanya dengan sekali mengamati sebuah bentuk benda. Dan dia sangat suka menggambar kendaraan. Mulai dari kendaraan darat, air, bahkan udara, dia bisa melakukan hal tersebut yang aku yakini tidak semua orang bisa. (Inget loh, dia itu akan berkebutuhan khusus anak normal saja belum tentu bisa.)

Dan akhir-akhir ini dia sangat suka menggambar jenis kendaraan ambulance, setiap aku perintahkan gambar, dengan sigat dia akan menjawab,

"Aku mau gambar ambulance aja," seolah jenis kendaraan itu tak pernah luput di otaknya. Seolah, kendaraan itu sudah mendarah daging di benaknya. Aku tidak mengerti kenapa.

Aku pernah mencoba mengalihkannya untuk menggambar yang lain, semisal helikopter. Dan dia menyanggupi. Tapi setelah dia menyelesaikan tugasnya membuat helikopter, jari jemari lentik mungilnya mulai menggoreskan pensilnya dilembaran baru.

"Gambar apa, Shan?" kataku saat menangkap kalau dia hendak membuat gambar baru.

"Ambulance," jawabnya polos dan lugu tanpa beralih dari pensil serta buku gambarnya.

Hal itu tentu saja membuat aku jengkel bukan kepalang karena terus-terusan disuguhkan pemandangan ambulance yang mana jenis kendaraan itu adalah kelemahan aku, ya aku takut dengan ambulance, aku takut dengan suara sirinenya yang mengiang-ngiang di telingaku jika tak sengaja lewat di depanku.

Lihat selengkapnya