Sharon Ariesone menjemput ibunya Jeany Ariesone di salon, mereka hendak pergi fitting dress untuk acara ulang tahun Anton Ariesone. Jeany masuk ke mobil putrinya dan berkata dengan muram.
" Putranya temanku Emily akan menikah Minggu depan, bulan lalu putri temanku yang lain juga menikah. Aku sudah malas di tanyain kapan anak-anakku akan menikah."
" Jodoh orang kan beda-beda ma, ini zaman uda maju, pikiran mama masih berpikir kapan anak-anaknya akan menikah." Sharon tertawa melihat ekspresi ibunya.
" Kebahagiaan tiap ibu akan sempurna dengan kehadiran cucu, bagaimana hubunganmu dengan Jason? Aku melihat dia menjemputmu kemarin." Tanya Jeany langsung.
" Baru juga keluar sekali ma, aku bahkan belum yakin dengan perasaanku padanya. Kita uda nyampai, sepertinya keawalan." Sharon mengalihkan pembicaraan.
Jeany sebenarnya hendak menyelidiki lebih lanjut tapi Sharon sudah mematikan mesin mobil, melepas seat-beltnya. Jeany mendesah dan melepas seat-beltnya lalu turun dari mobil.
Butik desainer Diana adalah butik langganan kalangan elit. Desain-desainnya yang selalu up to date dengan pemakaian bahan kualitas terbaik yang tidak jarang diimpor langsung dari luar menjadikannya butik nomor 1 di kota ini.
Pintu kaca di buka oleh karyawannya yang memakai seragam batik. Sharon dan Jeany di persilakan duduk di sofa besar empuk di ruangan duduk yang begitu artistik. Mereka di suguhi teh chamomile yang harum. Gladys, manajer butik langsung menemui Sharon dan Jeany.
" Selamat siang ibu Jeany dan Sharon, saya benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan ini di mana Ibu Diana tidak bisa langsung datang menemui ibu, karna masih lagi memegang klien saat ini." Gladys meminta maaf dengan sedikit membungkuk.
" Oh tidak apa Gladys, ini karna kami keawalan, janji kami dengan ibu Diana pukul 2, ini baru pukul 1." Kata Sharon dengan ramah.
" Terimakasih banyak atas pengertiannya, apakah anda ingin mencoba dulu gaunnya dengan di bantu saya dan staff sambil menunggu ibu Diana?" Usul Gladys.
Sharon dan Jeany menyetujui usul tersebut. Mereka lalu di bawa ke lantai dua. Kamar fitting berjejer di lantai tersebut, mereka menuju kamar fitting ke 2, tiba-tiba pintu kamar fitting pertama terbuka dan seorang gadis cantik dengan gaun indah berjalan keluar.
Gaun warna silver dengan lace tipis di bagian dada, ketat di pinggang yang rampingnya dan jatuh dengan indah membungkus kaki jenjang gadis tersebut. Gaun yang elegen menyempurnakan wajah yang cantik sekali.
Diana yang juga berjalan keluar dari kamar, melihat Sharon dan Jeany dan segera menghampiri dan menyapa mereka.
" Sharon dan Jeany, maafkan bahwa Gladys yang akan membantu untuk sementara, saya akan segera menyusul sebentar lagi."
" Tidak masalah Di, kami ini yang datang keawalan. Dress yang indah sekali di pakai oleh gadis yang rupawan." Puji Jeany.
" Terimakasih, iya saya juga suka sekali dengan gaun ini, begitu sempurna untuk di pakai sebagai bridesmaid nanti." Gadis itu berkata dengan wajah berseri-seri.
" Kamu kalau pakai apa aza cantik Gyana, persis seperti mama-mu." Diana tersenyum senang.
" Ini Jeany dan Sharon Ariesone, Gya, mamamu Melissa pasti kenal." Ujar Diana kepada Gyana.
Gyana agak terkejut, dia belum pernah bertemu dengan Jeany dan Sharon Ariesone, tapi dia dulu sekali pernah ketemu dengan Oscar Ariesone waktu kuliah di Amerika Serikat.
" Oh perkenalkan saya Gyana Baswara. Tante mungkin kenal dengan papa dan mama saya, Hendrik dan Melissa Baswara." Gyana memperkenalkan diri dengan sopan.
" Tentu aza saya kenal dengan Hendrik dan Melissa Baswara, kamu mirip sekali dengan mama-mu." Jeany memandang Gyana sambil tersenyum.
" Iya tante, banyak yang bilang begitu. Saya sepertinya kenal dengan putra tante, Oscar Ariesone. Dulu pernah bertemu saat kuliah di Amerika, dia teman dari teman saya." Ujar Gyana.
" Wahh kenal dengan Oscar ya. Apakah sudah pernah bertemu lagi setelah pulang ke sini?" Tanya Jeany cepat.
Sharon melirik ibunya dengan curiga. Dia bisa melihat mata ibunya berbinar-binar menatap Gyana Baswara, pasti ada suatu rencana yang sedang dipikirkannya.
" Belum sempat ketemu tante, sama-sama sibuk ya. Hehehe." Gyana tertawa malu-malu.
" Namanya teman jangan sampai terputus silahturami hanya karna kesibukan. Kalo ada waktu harus saling mengabari lagi ya." Ujar Jeany.
" Ma, ayo dong Gladys itu uda nungguin kita." Kata Sharon sambil menggandeng tangan Jeany.
Akhirnya Jeany dan Sharon masuk ke fitting room untuk mencoba gaun mereka. Setelah selesai dengan Gyana, Diana menyusul mereka dan dari dia, Jeany tau Gyana akan mengenakan gaun tadi saat menjadi salah satu bridesmaid pada pernikahan sahabatnya, yang ternyata akan menikah dengan putra teman Jeany, Emily.
Jeany yang langsung menyukai Gyana pada pertemuan tadi, segera memutuskan akan mengajak Oscar menghadiri pesta pernikahan putra Emily agar bisa bertemu kembali dengan Gyana. Dia memberitahukan rencananya itu kepada Sharon.