Salju Terakhir

Liliyanti
Chapter #22

Crystal dan Gyana

Crystal sedang tertidur dengan nyenyak ketika samar-samar mendengar suara, bukan suara 1 orang tapi beberapa orang. Dia berusaha menajamkan pendengarannya.

" Terimakasih sudah datang, kami semua juga sangat bersyukur Oscar Ariesone siaga menjaga Crystal setiap hari." Suara seseorang yang dikenalnya, neneknya.

Sakit, dada Crystal terasa perih mendengar suara neneknya. Crystal ingin menutup telinganya, akan tetapi tangannya tidak bisa di gerakkan. Kemudian terdengar lagi suara seseorang.

" Kami turut prihatin tentang apa yang terjadi, tapi Crystal berada ditangan yang terbaik. Crystal pasti akan segera sadar dan pulih." Suara Charles Ariesone mengagetkan Crystal.

" Itulah harapan terbesar kami saat ini, Crystal bisa segera pulih." Dan suara ibunya melempar Crystal ke rasa mual yang amat sangat.

Crystal merasa sudah cukup mendengar, dia harus tidur lagi, secepatnya sebelum rasa sakit itu semakin kuat hingga dia tidak sanggup lagi.

Crystal baru saja tertidur ketika dirasakannya sebuah tangan yang kuat menggenggam tangannya dengan hangat, tangan itu juga mengelus kepalanya dengan lembut.

" Crys sayang, ini aku lagi. Jangan bosan ya mendengar suaraku. Aku memang bukan penyanyi yang bagus, tapi kurasa suaraku tidak jelek-jelek amat." Suara yang dikenalnya dengan sangat baik.

" Eee siapa yang memberimu izin memanggiku Crys sayang??"

" Orangtua dan kakakku tadi datang menjengukmu, dan tebak aku lagi ngapain saat mereka datang?? Tertidur di sofa!!"

" Katamu menjagaku, tapi ternyata asyik tidurrrr, tapi gpp aku tau kamu pasti lelah sekali."

" Hmmm, nenek dan mamamu juga di sini saat itu. Mereka yang menyuruhku istirahat, dan aku kebablasan hingga ketiduran."

" Jangan sebut-sebut mereka!!!! Sakit sekali setiap kali aku mendengar suara mereka."

" Crys, aku tau semuanya pasti menyakitkan bagimu, tidak akan mudah bagimu untuk memaafkan mereka. Tapi Crystal yang kukenal, yang kusayangi adalah Crystal yang kuat, dan yang terutama adalah aku selalu ada bersamamu melewati ini semua."

" Kamu sudah tau Os apa yang telah mereka lakukan terhadap ibu kandungku?? Bagaimana aku bisa memaafkan mereka???"

" Kalau kamu sudah pulih, kita akan ke Amerika menemui ibu kandungmu, paman Daniel menunggu kita di sana. Kali ini kalian berdua akan hidup berbahagia bersama Crys, karna itu cepat sadar ya sayang."

Crystal tidur dengan gelisah, benarkah dia bisa bertemu dengan ibu kandungnya? Mereka akan hidup berbahagia bersama?

" Haruskah aku bangun dari tidurku?? Tapi sakit sekali, sakit di dadaku setiap kali aku bangun dan bertemu mereka, apakah aku sanggup menahan sakit ini?? Aku takut aku tidak kuat Os, aku takut."

Kemudian Crystal merasakan kehangatan dari kening menjalar di seluruh tubuhnya, kehangatan itu seolah memberi kekuatan dan keberanian kepadanya.

Dia harus bangun, ibu kandungnya yang sudah menderita lama sedang menunggunya. Oscar membungkuk mencium kening Crystal dengan rasa sayang dan khawatir, ketika di rasakannya ada gerakan kecil di tangannya.

Terasa gerakan kecil tangan Crystal dalam genggamannya, tubuh Crystal juga mulai bergerak. Oscar segera menekan bel, di panggilnya Crystal dengan pelan, mata Crystal mulai mengerjap pelan.

Dokter dan perawat tiba dan langsung memeriksa Crystal yang sudah sadar. Nafasnya baik, lukanya juga tidak nyeri lagi, demam juga sudah turun. Dokter meminta Crystal untuk menarik nafas dan mencoba batuk.

Posisi tabung dada juga masih pada tempatnya dan kalau kondisi tetap stabil, tabung dadanya sudah boleh di lepas. Kelegaan tampak di wajah Oscar setelah mendengar penjelasan dokter.

Oscar mengirim pesan kepada Gyana mengabarkan tentang keadaan Crystal, lalu dengan senyum lebar dia duduk kembali di tepi ranjang Crystal.

" Sleeping beauty, kalo uda bangun, jangan tidur panjang lagi ya, ntar bisa-bisa jantungku yang dipasangi ring."

Crystal tersenyum dan memandang Oscar, dia tidak bisa mengingat apa yang dimimpikannya dalam keadaan tidak sadar, tapi dia bisa merasakan kehadiran Oscar dan kehangatan tangan yang menggenggamnya.

" Terimakasih selalu bersamaku Os, urusanmu pasti banyak tertunda gara-gara menjagaku ya?" Ujar Crystal penuh penyesalan.

" Ada ayah dan kakakku yang bisa menghandle, kamu lebih penting dari apapun juga Crys." Kata Oscar lembut.

Mata Crystal berkaca-kaca, dia menundukkan kepalanya, berusaha menahan air mata yang jatuh. Saat mendengar cerita Felix, Crystal terlalu shock untuk menangis, sekarang mendengar ketulusan Oscar padanya membuatnya tidak bisa menahan air matanya.

" Menangislah Crys, jangan di tahan. Bebanmu sangat berat, lepaskanlah semuanya. Setelah itu bangkitlah, melangkahlah ke depan dengan kuat. Masa lalu tidak bisa diubah, tapi masa depan yang indah bisa di raih." Oscar mendekat ke arah Crystal dan meraih pundaknya ke dalam pelukannya.

Crystal menangis tidak terbendung lagi. Menangisi kehidupannya yang selama ini tanpa cinta dari keluarganya, kesepiannya, semua luka karna terlupakan dan tersingkirkan.

Crystal bahkan menangisi ibu kandungnya, harus kehilangan ayahnya, lalu mendapat penghinaan dan pengkhianatan dari keluarga ayahnya. Bagaimana ibunya menjalani hidup yang bagai neraka baginya.

Oscar menepuk-nepuk lembut punggung Crystal yang bergetar hebat. Dia dapat merasakan betapa terluka dan hancurnya Crystal. Orang-orang yang dianggap keluarganya selama ini, ternyata yang menghancurkan hidup ibu kandungnya.

Perlahan getaran tubuh Crystal memelan, tangisnya menjadi isakan. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Oscar untuk menenangkan dirinya. Hatinya terasa lega walaupun masih perih, tapi dia sudah bisa berpikir jernih.

" Bajumu basah Os, ketumpahan minuman ya, seperti anak kecil aza." Katanya dengan suara serak.

" Nahhh, Crystal-ku sudah kembali. Mau seperti orang kehujanan juga ga apa, yang penting Crystal sudah menjadi dirinya sendiri lagi." Oscar tersenyum senang.

" Ckckckck, kalo berkaca sekarang, kamu pasti tidak mengenal dirimu sendiri Crys, mata bengkak, hidung merah berair, rambut acak-acakan." Ujar Oscar sambil berdecak.

Lihat selengkapnya