Gyana memandang neneknya dengan bingung, lalu membuka map yang diberikan neneknya, dokumen-dokumen yang terdiri dari notulen rapat yang di tanda tangani oleh semua pemegang saham, melalui Rpus "Circular Resolution Shareholder".
Lembaran peryataan keputusan rapat disusun oleh notaris Edwin S.H siap untuk diproses untuk mendapat persetujuan dan pengesahan Kementrian hukum & HAM.
Hasil rapat yang tertuang adalah persetujuan semua pemegang saham untuk pengalihan seluruh saham milik Henry Baswara kepada Hendrik Baswara. Wajah Gyana memucat melihat semua dokumen itu.
Dia mengangkat wajahnya memandang ayahnya yang duduk di kursi di ruang kerjanya. Hendrik duduk dengan wajah kaku dan dingin. Melissa duduk terpekur di sofa di sebelah Gyana. Yolanda berdiri di sebelah kursi di depan Hendrik, terlalu tegang dan emosi untuk duduk.
Joseph mengantar Yolanda menuju kantor notaris Edwin S.H untuk mendapatkan berkas yang dikirimkan Hendrik kepadanya, beserta lembaran pernyataan keputusan rapat yang sudah selesai di susunnya dan baru akan ditanda tangani oleh Hendrik besok.
Edwin atas dasar kode etik notaris tentu menolak memberikan dokumen kliennya. Yolanda sebagai salah satu pemilik saham yang tanda tangannya dipalsukan, menyatakan bahwa tidak ada rpus yang dilaksanakan oleh Baswara Group.
Rpus luar biasa baru akan di laksanakan akhir bulan Juni, dan undangan untuk menghadiri rapat baru dikirimkan kepada semua pemilik saham, dengan agenda mundurnya CEO Gyana Baswara, bukan pengalihan saham.
Yolanda menunjukkan surat undangan Rups luar biasa yang dijadwalkan akhir Juni, bertempat di kantor pusat Baswara Group. Bahwa notulen dan tanda tangan semua pemilik saham itu adalah palsu.
" Saya datang ke sini meminta semua dokumen yang dipalsukan, adalah untuk menyelesaikan tindakan kecurangan secara tertutup tanpa harus melibatkan tindakan hukum." Yolanda berkata dengan tegas.
" Notaris Cynthia S.H. yang selama ini menangani hasil rups Baswara Group bahkan sampai hari ini, bisa memberi kesaksian akan kepalsuan tanda tangan di dokumen anda ini." Lanjut Yolanda lagi.
" Begitu saya mengajukan tuntutan berserta pemilik saham lain, dipastikan kasus ini akan berdampak buruk terhadap nama baik dan kepercayaan public kepada anda bukan? Bahkan izin praktek anda sangat mungkin dibekukan mengingat anda menangani kasus pelanggaran hukum." Yolanda terus menyerang.
Edwin tentu aza tidak mau mengambil resiko yang sedemikian besar. Ini adalah Yolanda Baswara yang sebelumnya adalah pemilik saham utama, telah membagi saham utamanya kepada anak-anaknya, sehingga menyisakan 5% untuknya sendiri, dan sisa saham di pegang oleh 6 orang lainnya yang merupakan keluarga Yolanda dan bertempat tinggal di luar daerah.
Edwin sudah bisa menilai ada konflik internal dalam Baswara Group, dan dia tentu tidak ingin dilibatkan di dalamnya. Dirinya melawan Baswara Group sama aza mematikan karirnya yang baru dimulai.
Edwin menyerahkan semua dokumen yang sudah disiapkan sebelumnya untuk ditanda tangan oleh Hendrik Baswara, dan meminta maaf serta meyakinkan Yolanda Baswara bahwa dia melakukan pekerjaannya secara profesional, dan tidak terlibat sama sekali dalam tindakan pemalsuan data apapun juga.
" Saya yakinkan anda, bahwa dalam rapat internal nanti nama anda tidak akan di sebut, sama halnya saya meminta anda untuk tidak membicarakan masalah ini ke pihak manapun juga." Ujar Yolanda sambil menerima map dari Edwin.
Setelah sama-sama sepakat, Yolanda Baswara pun meninggalkan kantor notaris muda tersebut, memerintahkan Joseph membawanya ke kantor pusat, tempat Hendrik berkantor. Dia juga meminta Gyana dan Melissa untuk ke sana.
" Apakah semua pemalsuan ini benar-benar perbuatan papa??? Aku tidak mengerti, kenapa pa? kenapa?" Gyana bertanya dengan nada tidak percaya.
" Aku membagi saham utamaku yang diwariskan ayahmu dengan sama rata kepada 2 putraku. Kamu dengan sifat ceroboh dan tanpa perhitunganmu menjual sebagian sahammu kepada Henry, menjadikan Henry sebagai pemilik saham terbesar. Aku sudah bersikap adil, Hendrik." Yolanda berkata dengan kecewa kepada Hendrik.