Crystal membuka notif pesan yang masuk ke ponselnya, dari nomor yang tidak dikenalnya.
Hello Crys, ini aku Victor. Aku mengganti nomor ponselku, sebagai simbol babak baru dalam hidupku, hanya teman dan orang-orang yang membawa hal positif yang menjadi kontak di nomor baruku ini.
Aku meminta maaf sebesar-besarnya kepadamu Crys, sungguh aku menyesal sekali dan bersyukur bahwa kamu berhasil melewati masa kritis. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri kalau terjadi apa-apa padamu.
Di keluarga Baswara hanya kamu yang baik padaku sejak kecil, mungkin karna kita sama-sama tidak mengenal ibu kita. Aku berterimakasih kamu tidak melanjutkan kasus ini dan meminta penghentian penyelidikan serta membebaskanku. Aku berhutang padamu Crys.
Kakek dan ayahku walaupun kecewa padaku tapi tetap mencintai dan mendukungku, aku benar-benar telah membuat mereka bersedih, terutama kakekku yang sejak terserang stroke beberapa tahun yang lalu sudah semakin lemah sekarang.
Aku pulang ke kampung halaman ibuku, Crys. Di sana ada keluarga ibuku, aku akan memulai hidup baru di sana, aku tidak mempunyai sejarah jelek di sana, jadi kurasa aku akan baik-baik aza.
Semoga suatu saat kamu juga menemukan keluarga kandungmu, Crys. Oya sepertinya bakal ada hujan meteor, Gyana menelpon ayahku untuk bicara padaku, dia meminta maaf atas perkataan kasarnya padaku. Aku sampai hampir mati di tempat saking kagetnya, karna kau taulah Gyana.
Aku akan mematikan ponselku, sudah saatnya boarding. Sekali lagi maaf dan terimakasih Crys, kamu orang yang baik, aku berharap kamu menemukan kebahagiaanmu. Sepupumu yang sudah bertobat, Victor 😁
Crystal tersenyum membaca pesan panjang dari Victor, yang telah memulai babak baru dalam hidupnya. Crystal yakin dia akan berhasil kali ini, di tempat di mana dia mempunyai orang-orang yang menyayangi dan mendukungnya.
Gyana bahkan berbesar hati meminta maaf kepada Victor, Crystal bisa membayangkan betapa tercengangnya Victor dan paman Felix. Kasus penusukan ini telah membuka tabir rahasia identitas dirinya yang sebenarnya, dan telah mengubah hidup Gyana serta Victor.
Mereka semua akan memulai babak baru dalam kehidupan mereka, dan Crystal sudah tidak sabar menjalani hari-hari bersama ibu kandungnya. Ketukan pintu terdengar dan Gyana berjalan masuk.
" Sudah siap Crys?? Urusan administrasi sudah beres." Tanya Gyana.
" Hanya 1 tas ini aza." Kata Crystal sambil mengambil tasnya.
Dokter sudah datang memeriksa Crystal tadi, dan memastikan Crystal sudah sehat untuk pulang. Sebulan lagi dia baru akan kontrol ulang paru-parunya. Mereka lalu meninggalkan rumah sakit, di mana Crystal di rawat selama 2 Minggu lamanya.
Aku sudah otw pulang ke rumah Os 12.37
Senang akhirnya kamu bisa pulang Crys, tapi aku akan merindukan saat-saat bersamamu di Rs. Mengobrol, bercanda dan saling berbagi cerita. 12.40
Jadi kamu harus berterimakasih kepada Victor dong. Dia mengirimkan pesan panjang yang mengharukan, dan yahh aku bersyukur aku mengambil keputusan membebaskannya, Victor pantas diberi kesempatan. 12.45
Kamu masih muda Crys, tapi keputusan yang kamu ambil membuatku kagum padamu 12.50
Jadi menurutmu aku termasuk tua ya untuk usiaku??????????????? 13.00
B.I.J.A.K.S.A.N.A. 😾 13.03
😌😌😌😌😌 13.05
Mereka sudah sampai di rumah, pintu gerbang sedang di buka oleh satpam. Crystal merasa jantungnya berdetak kencang, mendadak lidahnya terasa kelu. Dia berusaha bersikap tenang.
Seluruh keluarga berkumpul di ruang duduk. Gyana menepuk punggung Crystal lalu berjalan ke arah ibunya dan duduk di sebelahnya. Yolanda begitu melihat Crystal langsung menghampirinya, dan memperhatikan Crystal dari atas sampai bawah.
" Kamu sudah sehat Crys? Dadamu bagaimana? Lukanya masih sakit?" Yolanda bertanya dengan khawatir.
" Aku sudah tidak apa-apa oma, bulan depan hanya perlu kembali untuk mengecek paru-paruku." Jawab Crystal sambil tersenyum agak canggung.
Crystal tau nenek dan ibunya datang menengoknya di rumah sakit saat dia masih belum sadar, setelah sadar hanya Gyana yang pergi menemuinya. Mereka menjaga perasaan Crystal, agar dia tidak mengalami shock yang mengakibatkan kondisi tubuhnya drop lagi.
Crystal memutuskan tetap pulang ke rumah ini, mereka memang adalah keluarganya. Tidak ada gunanya menghindar terus, mereka perlu menyelesaikan dan memperbaiki semua kesalahan yang telah terjadi.
Crystal berdiri dengan ragu-ragu, Melissa berdiri dan menghampiri Crystal, di gandengnya tangan Crystal duduk di sofa bersama dengannya, Gyana dan Yolanda. Hendrik berdiri di jendela, melihat keluar arah jalan. Dia tidak menoleh sama sekali saat Crystal masuk bersama Gyana.
" Crys, mama----maaf aku tau aku tidak pantas dipanggil mama, aku tidak akan membela diri, hanya ingin meminta maaf dari dalam hati yang terdalam, kepadamu dan ibu kandungmu. Aku tau penyesalanku tidak akan bisa menebus semua kesalahanku, katakanlah apa yang bisa kulakukan untuk setidaknya menebus kesalahanku kepadamu." Melissa berbicara dengan penuh penyesalan.
Sama seperti Gyana, tatapan mata Melissa juga tidak setajam dulu, bahkan gestur tubuhnya juga tidak sepercaya diri seperti biasanya. Melissa tampak kikuk dan bingung bagaimana harus bersikap terhadap Crystal.