Oscar tersenyum memandang Crystal yang agak gugup. Crystal mengenakan stelan jumpsuit hijau lumut dengan bagian lengan model ruffle. Rambut curlynya di biarkan tergerai, dengan jepitan mutiara kecil. Menurut Oscar, Crystal kelihatan manis sekali, ditambah warna pipinya yang agak merona.
Di gandengnya Crystal memasuki ruang tamu begitu pintu depan di bukakan oleh Jenni, asisten rumah. Mereka langsung menuju ruang makan di mana seluruh keluarga Ariesone sudah duduk menunggu.
Crystal menyapa seluruh keluarga Ariesone dengan sopan, lalu Oscar menggandengnya duduk di kursi di sebelahnya bersebelahan dengan Sharon yang tersenyum ramah kepada Crystal.
" Ayo di makan, jangan malu-malu, Crystal." Kata Sharon sambil mengambilkan Crystal nasi.
Untuk pertama kalinya, Jeany Ariesone memperhatikan Crystal Baswara baik-baik, kemarin di restoran Japanese Food, Jeany tidak begitu memperhatikan Crystal, dia hanya fokus kepada Gyana Baswara.
Jeany tidak bisa mencegah perasaan simpatinya muncul begitu melihat Crystal, gadis itu kelihatan rapuh dan lembut, tetapi auranya memancarkan keteguhan dan kekuatan. Senyumnya malu-malu, memberi kesan kepolosan pada dirinya.
Jeany bisa melihat betapa Oscar menyayangi Crystal, tatapan mata Oscar begitu lembut kepada Crystal, sesekali dia merapikan rambut depan Crystal yang jatuh terurai, tapi Jeany merasa dia juga mulai menyukai Crystal yang sedang mengobrol dengan Charles.
" Kami akan terus melakukan inovasi-inovasi untuk memberikan yang terbaik kepada customer kami." Kata Crystal.
" Sekaligus untuk memukul saingan seperti contohnya Aries-Starmall ya Crys?" Timpal Oscar.
" Tanpa terkecuali Os, di dunia bisnis adalah kamu menjadi nomor 1 atau akan selalu menjadi ekor di belakang." Crystal menjawab sambil tersenyum.
" Pukulan telak ya Os." Sahut Sharon sambil tertawa.
" Jangan beri ampun kepada Oscar, Crys. Beri dia pukulan biar tidak besar kepala." Kata Anton Ariesone.
" Kepalaku tidak pernah membesar grandpa, bahkan sekarang keluargaku lebih mendukung rivalku ya, hanya mama yang dipihakku ya?" Tanya Oscar sambil menatap ibunya.
" Maaf Os, bahkan mama mendukung Crystal kali ini." Jawab Jeany sambil tersenyum kepada Crystal, yang membalas dengan malu-malu.
Oscar tersenyum senang mendengar jawaban ibunya, baginya itu berarti ibunya mulai menerima Crystal. Bahkan sekarang ibunya sedang membahas soal baking dengan Crystal. Jeany yang memang menyukai dunia baking terkejut mendengar hobby Crystal dan langsung merasa cocok dengannya.
" Wahh, mama akhirnya mempunyai teman untuk membahas tepung dan butter, benar ya pepatah tak kenal maka tak sayang." Seru Sharon ikut senang melihat wajah ibunya yang berseri-seri sekarang.
Jeany bahkan mengundang Crystal untuk baking bareng di rumahnya, yang di terima Crystal dengan senang hati. Makan malam itu berjalan dengan suasana menyenangkan.
Ketika akhirnya Oscar dan Crystal pamitan pulang, Charles menyuruh Oscar membawa Crystal datang untuk makan malam lagi Sabtu depan. Mereka semua menyukai Crystal, dan Crystal juga menghargai keluarga Oscar yang menghindar pembahasan tentang apapun yang berkaitan dengan penusukan dan asal usul Crystal.
" Apa kesanmu kepada keluargaku Crys?" Tanya Oscar saat mengantar Crystal pulang.
" Aku menyukai keluargamu Os, mereka baik dan ramah. Aku harap aku memberi kesan yang baik kepada keluargamu juga." Jawab Crystal dengan tulus.
" Tentu aza mereka menyukaimu Crys, bahkan ibuku juga. Kakakku dan teman-temannya tidak ada yang menyukai soal baking, hanya kamu Crys. Makanya dia langsung klop dan mengundangmu untuk baking bersama." Kata Oscar dengan nada senang.
" Aku berharap bisa segera bertemu dengan ibuku, dan bisa memperkenalkanmu kepadanya. Kurasa dia pasti akan menyukaimu juga." Crystal berkata pelan.
" Pasti ibumu akan menyukaiku Crys, tidak ada orang yang tidak menyukaiku, aku juga heran apa sebabnya." Kata Oscar dengan nada serius.
" Aku tau kenapa, karna mereka semua menyukai kepalamu yang besar Os." Balas Crystal sambil menganggukkan kepalanya.
Oscar membalas dengan mengacak-ngacak rambut Crystal yang menertawakannya. Oscar memandang wajah ceria Crystal dengan penuh rasa sayang. Dia bersyukur semua berjalan dengan lancar untuk Crystal.
Hubungannya sudah hangat dengan keluarga pamannya, proyek pertama Korean cornernya juga sukses, dan proses pengurusan dokumennya juga berjalan lancar, banyaknya koneksi kuat Hendrik Baswara turut andil untuk itu.
.
.
Crystal menaiki pesawatnya setelah transit selama 5 jam lamanya. Penerbangan kali ini yang akan membawanya bertemu dengan ibu kandungnya, yang telah dirindukannya sejak lama. Dia sudah mengabari Oscar dan Daniel yang akan menjemputnya di airport.
Pesawat boarding tidak lama kemudian, Crystal menatap ke luar jendela, gedung-gedung semakin mengecil, lampu-lampu yang semakin menghilang, mereka terbang semakin tinggi.
Ketika posisi pesawat sudah stabil di atas, in-flight manager bersama seorang pramugari datang ke kursi Crystal mengantarkan amenity kit,1 set piyama, slipper dan menu makanan. Pramugari bernama Hilda Zhang yang akan melayani Crystal sepanjang penerbangan.