Salju Terakhir

Liliyanti
Chapter #1

Salju terakhir

Merry memulas bibirnya yang kering dengan lipgloss, angin musim dingin telah membuat kulitnya kering dan bersisik, apalagi ditambah dengan kondisinya yang sekarang ini.

Setelah membalut tubuhnya dengan mantel bulu coklat, dia mengambil payung dan keluar dari kehangatan rumahnya ke dinginnya angin awal Januari yang membeku.

Merry berjalan dengan santai ke arah stasiun kereta, masih banyak waktu sampai pesawat mendarat sehingga dia tidak buru-buru. Langit sudah gelap walau baru pukul 18.00, Merry membiarkan salju yang mulai turun jatuh ke mantelnya.

Merry bersandar di kursi kereta, yang ramai pada jam segini. Orang-orang pulang kerja ataupun yang berangkat kerja dan yang punya kepentingan masing-masing sepertinya. Merry tersenyum teringat tak lama lagi dia akan bertemu dengan pria yang dicintai dan di rindukannya.

Dia mengeluarkan ponselnya dan membaca chat mereka tadi subuh,

+ Sayang, aku naik pesawat sekarang. Tidurlah lagi, di sana baru jam 4 subuh.

* Pesen pilotnya hati-hati yaa, liat kiri kanan, jangan ngebut. Dia membawa hartaku yang paling berharga 😍🤭😂

+ Uda kutitipin pesan ke pramugarinya tadi, bahwa mereka mendapat kehormatan untuk membawaku si harta yang tak ternilai harganya ^^

* goodddd, tidurlah juga di pesawat nanti, biar kita bisa ketemu di alam mimpiiii 😜🤗

+ siapppp madam!! Sampai ketemu malam ini ya, kita langsung dinner ke resto favoritmu buat rayain kebahagiaan ini.

* aku akan menunggumu di taman city hall sayang, sekalian melihat orang-orang bermain ice skating di situ.

+ Tapi dingin sekali malam ini, katamu perkiraan salju kan?

* gpp,ntar aku pakai mantelku yang tebel, aku kangen saat-saat kita berjalan-jalan di situ.

+ aku juga kangen sayang.okay ntar aku turun di city hall, Hati-hati yaa. Aku akan matiin ponselku sekarang sebelum hartamu ini dilempar keluar oleh pramugari. C u my love 💕

* hahahaha, okey sayang. Safe flight, C u love ♥️

Pohon natal besar dengan lampu warna warni berkedap kedip tampak indah di tengah city hall. Masih ramai orang-orang berfoto dan berjalan-jalan di taman. Merry duduk di kursi taman dan menonton anak-anak dan remaja yang asyik bermain ice skating di arena yang sengaja di bikin untuk permainan musim dingin itu.

Salju turun makin deras, Merry melihat jam tangannya dan melihat sudah pukul 20.00. Seharusnya pesawat sudah mendarat, tapi tidak ada pesan ataupun telepon yang masuk di ponsel Merry. Dia mencoba menelpon tapi tidak tersambung karna nomor ponsel yang di tuju tidak aktif.

" Hmm, mungkin agak telat karna cuaca, aku akan menunggu sebentar lagi, kalo belum juga tiba aku akan menunggu di coffee shop aza." Merry memutuskan dalam hati.

Lihat selengkapnya