Cerita Kia untuk Randi

Arum mania sukma
Chapter #1

Cerita Itu Di Mulai

"Iya, itu dia orangnya yang duduk di tengah-tengah, ganteng kan? Hehe." Entah untuk yang ke berapa kalinya Elina menceritakan tentang sosok lelaki yang dia damba-dambakan kepadaku. Kali ini dia bercerita sekaligus memberitahukan sosok wajahnya kepadaku melalui akun facebook lelaki itu.

Elina yang sedang asik menceritakan lelaki itu kepadaku, tiba-tiba saja guru biologi kami datang ke kelas untuk mengajar. Kami pikir guru tersebut tidak akan masuk ke kelas, karena sudah 30 menit beliau telat masuk ke kelas untuk mengajar. Pada akhirnya kami melakukan kegiatan belajar mengajar biologi dan melupakan cerita Elina. Aku harap bisa melupakan selamanya, tetapi sepertinya hanya sementara, dan dia akan terus menceritakan tentang sosok lelaki itu kepadaku.

******

Kini jam belajar mengajar pun telah usai. Semua murid SMPN 09 Jakarta di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing, begitupun dengan aku dan ketiga sahabatku. Ketiga sahabatku terdiri dari Rania, Riska, Elina, dan di dalamnya terdapat aku sendiri. Azkia, dengan nama panjang Azkia Maulida, biasa di panggil dengan nama panggilan Kia.

"Dadah kia, duluan ya," ucap Rania kepadaku.

"Iya hati-hati, langsung pulang ya, jangan nongkrong di mall dulu, haha." Ledekku kepada mereka bertiga. Karena kebiasaan mereka bertiga memang sering kali main ke mall setelah pulang sekolah. Entah itu untuk berbelanja, makan, atau hanya sekedar jalan-jalan di mall saja dengan niat untuk mencuci mata.

Akhirnya mereka semua pun pulang ke rumahnya masing-masing. Begitu juga dengan aku. Aku yang bertempat tinggal dekat dari sekolah, sehingga tidak membutuhkan orang untuk mengantar jemputku, membawa kendaraan pribadi, atau harus naik angkutan umum. Karena hanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit berjalan kaki sudah mampu mengantarkan aku dari sekolah menuju ke rumah. Berbeda dengan ketiga sahabatku, mereka harus menaiki angkutan umum terlebih dahulu untuk sampai ke rumahnya masing-masing. 

Sesampainya di rumah, aku segera membersihkan tubuhku dari kotoran yang sudah menempel di tubuhku selama aku sekolah dari pagi sampai sore tadi. Belum lagi tadi siang aku melakukan kegiatan belajar mengajar pelajaran olahraga yang di lakukan di lapangan, dengan di temani matahari yang sangat menyengat. 

Setelah itu aku langsung bergegas untuk makan. Memakan masakan Ibuku memang favoritku, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa masakannya. Ingin sekali suatu saat nanti aku bisa sejago Ibuku dalam hal masak memasak. Walaupun cita-citaku adalah menjadi seorang dokter. 

Setelah makan aku memanjakan tubuhku dengan berbaring di tempat yang sangat nyaman, yaitu di atas kasur. Tidak ada tempat yang dapat mengalahi kenyamanannya selain kasur. Kecuali di samping kamu, mungkin bisa lebih nyaman. Iya iya iya. 

Sambil berbaring di atas kasur, sambil jari jemariku dengan lihainya memainkan ponsel. Ternyata Elina sudah mengirimkan pesan kepadaku. Seperti biasa. Menceritakan orang yang sama. Ya, laki-laki itu lagi. Entah sampai kapan dia akan berhenti menceritakan semua itu kepadaku.

Ternyata lelaki itu adalah teman Elina sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Mereka berdua pernah satu kelas, dan Ibu dari lelaki tersebut adalah guru agama Elina. Yang berarti lelaki tersebut adalah anak guru di sekolahnya. 

Elina bercerita bahwa lelaki tersebut adalah orang yang sangat jahil. Buku Elina pernah di peperi kotoran hidungnya dengan jarinya. Aku tidak tahu mengapa Elina justru mempunyai rasa suka terhadap lelaki tersebut. Bahkan sejak dia duduk di Sekolah Dasar. Masih sangat dini untuk memiliki perasaan suka terhadap lawan jenis.

Setelah cukup lama aku mendengarkan cerita Elina tentang Randi, akhirnya aku memutuskan untuk beranjak ke tempat tidur kembali untuk bermimpi.

*****

"Kia, ngerjain tugasnya di rumah lu aja ya?" Tanya Elina.

Lihat selengkapnya