Cerita Kia untuk Randi

Arum mania sukma
Chapter #2

Wakil Ketua OSIS

Pada malam hari aku tiba-tiba teringat kembali dengan cerita-cerita Elina tentang sosok lelaki yang bernama Randi.

"Gua jadi kepo deh sama cowok itu," ucapku di dalam hati.

Akhirnya jari jemariku pun mulai memainkan ponselku. Aku membuka aplikasi facebook dan mencari nama lelaki tersebut. Ketemu. Randi Farrel. Nama dan foto profilnya sesuai dengan yang pernah di beritahukan Elina kepadaku waktu di sekolah.

Aku mulai mencari tahu tentang lelaki itu. Dengan lincahnya jari jemariku menelusuri satu demi satu tentang dirinya di facebook. Mulai dari fotonya sampai statusnya yang alay. Ternyata B saja, alias biasa saja. Tidak ada yang istimewa atau menarik dari dirinya. Apalagi setelah aku melihat komentar-komentar dia dengan para cewek, sepertinya dia adalah tipe cowok yang suka tp-tp, alias tebar pesona kesana sini dengan banyak wanita. 

Langsung ku tutup kembali aplikasi facebook tersebut, dan aku mematikan ponselku. Kini waktunya aku untuk beristirahat dan tidak memperdulikan lelaki itu lagi.

 *****

Di waktu yang bersamaan, pada malam itu juga ternyata Elina sedang melihat-lihat akun facebokk milik Randi. Seperti biasa, tujuannya adalah ngestalkin doi sampe ke akar-akarnya. Kadang Elina suka senang sendiri ketika melihat ada sesuatu yang menggembirakan di akun facebook Randi. Terkadng juga Elina suka bete begitu saja ketika melihat akun facebook Randi sedang bersama wanita lain. Moodnya bisa berubah dengan cepat begitu saja. Walaupun sebenarnya tidak ada hubungan apa-apa di antara mereka berdua. Jangankan hubungan, Randi saja tidak tahu jika selama ini Elina sangat menyukainya. Entah itu benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.

Elina POV :

"Ohh ternyata gitu. Jadi selama ini? Aaaa kesel kesell. Gua harus kasih tau ke Kia nih besok. Gua jadi punya rencana. Kia mau ga ya bantuin gua? Semoga aja mau deh," ucap Elina di dalam hati.

Malam menuju pagi terasa begitu sangat cepat. Sekarang hari telah berganti. Senin telah kembali tiba. Itu artinya Elina harus melakukan aktivitasnya seperti biasa. Sekolah dari pagi hingga sore, dan di lanjut les sampai malam hari.

"Ibu, aku berangkat dulu yaa."

"Iya, hati-hati kak. Belajar yang rajin ya."

"Iya Bu, assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Seperti biasa juga, Elina berangkat ke sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Yaitu mobil angkot. Sebelum naik ke angkot, Elina harus berjalan kaki terlebih dahulu dari rumahnya menuju ke depan gang, yang dimana disana terdapat banyak angkutan umum.

"El..." Sapa seseorang kepadanya.

"Aduh mampus," ucapnya di dalam hati sambil menundukkan kepalanya.

*****

Author's POV :

Di sekolah.

"Kiaa...."

"Apaan si, pagi-pagi udah berisik aja lu."

"Ih gua seneng banget, demi apaa?"

"Demikian. Kenapa?"

"Palingan juga si Randi." Sahut Rania.

Lihat selengkapnya