Suatu pagi yang sejuk, seorang
gadis baru bangun dari tidurnya.
Mengucek kedua matanya dan
merentangkan kedua tangannya guna melemaskan otot-otot nya.
"Hoam.... selamat pagi dunia tipu-tipu" sapanya di hari yang sejuk ini.
ini adalah hari pertamanya, mulai masuk sekolah di SMA Garuda. Sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal di daerahnya. Sekolah yang terkenal dengan visual para muridnya.
Dia adalah Clara Sonia Gandhi, gadis cantik yang baru pindah dari luar kota karena mengikuti orang tuanya yang harus pindah tugas.
Clara Sonia Gandhi atau yang biasa di panggil Ara adalah sosok gadis sederhana. Ayahnya bernama Antonio Gandhi hanyalah pegawai kantor biasa yang kini dipindah tugaskan untuk mengisi kantor cabang baru. Sedangkan Ibunya bernama Hanna Makaira.
Clara, gadis cantik berkulit putih bersih, bermata sipit karena memang ada keturunan darah Jepang dari sang ibu walupun itu sudah turun temurun dan campur darah indo, namun darah Jepang sangat melekat pada Ara banyak yang mengira dia keturunan China karena mata nya yang sipit .
keluarga Antonio ,adalah keluarga sederhana. Clara anak tunggal namun bukan berarti dia adalah anak manja dia gadis biasa yang memang suka berekpresi sesuai dengan dunianya . Dia tidak suka berpura-pura bahkan dia lebih cenderung cablak karena suka ceplas-ceplos.
***
Setelah berkutat membersihkan diri dan memakai seragam sekolah SMA Garuda, kini Ara berjalan keluar kamar menuju ruang makan untuk sarapan.
Rumah sederhana yang mampu mereka beli dari uang mutasi perusahaan
sebagai kompensasi karena di pindah tugaskan.
"Selamat pagi Ayah,Ibu" ucap Ara yang berjalan dan mencium pipi Ayah Ibunya.
"Pagi sayang, ayo sarapan" ucap Ayah dan Ibu Ara bersamaan.
Ara kini duduk menikmati sarapan yang sudah dibuat oleh ibunya.
"Oh ya El (panggilan Ara khusus dari orangtuanya) apa hari ini kamu mau ikut bersama Ayah?" Tanya Ayah Anto.
Ara yang masih mengunyah sarapannya kini menggeleng, dan menelan makanan nya terlebih dahulu sebelum berbicara.
"Tidak perlu Ayah, El bisa naik bus sekolah ko. Mungkin sebentar lagi tiba" jawab Ara kemudian melanjutkan sarapannya.
Setalah selesai serapan Ara kini berpamitan untuk menuju halte depan rumah nya guna menunggu bus sekolah.
"Ayah, Ibu.. El berangkat sekolah dulu ya. Takut ketinggalan busnya."
Ara yang berpamitan dengan mencium pipi kedua orang tuanya kini berlari keluar rumah.
"Bye Ayah, Ibu. I love you!" Teriak Ara yang sudah hampir menuju pintu.
"Ck! Anak kamu mas. Ada aja kelakuannya." Ucap Ibu Hanna.