Kini keduanya sudah sampai di
halte yang berada didepan sekolah.
Mereka mengantri untuk turun dari bus. Ara yang sudah siap untuk turun, namun urung sebab cowo tembok disebelahnya ini masih setia memejamkan matanya.
"Woy bangun lo! Udah sampai ini."
Ucap Ara mencoba membangunkan cowo disebelahnya itu.
Sayangnya, si cowo tampan itu sama sekali tidak bergeming. Dia masih saja anteng dalam posisinya.
"Ini orang tidur apa latihan mati si? Susah bener bangunnya." Gerutu Ara.
Ara mencoba menggoyangkan badan si cowo berkali-kali, tetapi usahanya nihil.
Dia melirik kearah pintu keluar sudah hampir seluruh anak lain turun.
Akhirnya dia memutuskan untuk melompat lewat bangku didepannya.
Dia naik dibangkunya, saat kakinya akan melangkah maju melewati bangku didepannya dia merasakan tangannya dipegang oleh seseorang.
Siapa lagi kalo bukan si cowo tembok.
"Lewat jalan yang benar!" Sarkas cowo itu
Ara langsung mengurungkan niatnya, dia turun kemudian berdiri ditempatnya.
"Jalan gue udah bener yah! Lo aja yang ngehalangin jalan gue!" Ucap Ara yang hampir emosi dengan bersedekap dada.
cowo itu memandangi wajah Ara yang menahan emosi, wajahnya memerah hidungnya kembang kempis. Matanya yang sipit mencoba melotot seram. Sayangnya itu malah terlihat lucu.
"Minggir lo!" Ucap Ara mendorong cowoeitu agar berdiri dari duduknya.
Setelah berhasil keluar dari bus, Ara berjalan melewati pagar sekolah. Dilihatnya sekolah dengan bangunan tiga lantai itu terlihat mewah. Lapangan yang luas dan tempat parkir pun juga tidak kalah luasnya.
"Selamat pagi pak." Sapa Ara ramah pada penjaga sekolah.
"Pagi neng, murid baru ya?" Tanya pak Udin si penjaga sekolah.
"Hehe iya pak, baru hari ini masuk." Jawab Ara dengan senyum ramah.
"Pantes bapak baru kali ini liat neng geulis, kelas berapa nenge?"
"Kelas 12 IPS 2 pak. Bapak tau tempatnya?" Tanya Ara.
"Oh itu ada di lantai tiga yang di sebrang sana neng, kalo yang diseberangnya itu kelas IPA." Jelas pak Udin.
"Oh, oke pak...?"
"Saya Udin neng, panggil aja pak Udin."
"Oke pak Udin, saya Clara panggil aja Ara" ucap Ara merentangkan tangannya dengan sopan kepada pak Udin.
"Oh neng Ara, selamat datang disekolah ini ya neng, semoga betah dan bisa lulus dengan nilai yang baik." Ucap pak Udin.
"Oh ya pak, ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya Ara.
"Ini neng jalan aja lurus kedepan, terus ada belokan pertama sebelah kanan nah disitu ya neng yang pintunya beda sendiri warna putih nanti ada tulisannya." Jawab pak Udin.
"Eum.. makasi ya pak Udin, Ara kesana dulu. Bye pak Udin" ucap Ara meninggalkan pak Udin menuju ruang kepsek dengan melambaikan tangannya kepada pak Udin.
Tanpa ada yang tau, ternyata si cowo tembok yang tadi duduk bersama Ara dibus memperhatikan interaksi Ara dan pak Udin.