Cerita Kopi

Annisa Diandari Putri
Chapter #8

Bahagia

Masih Terbayang

Obrolan dengan dua sahabatnya minggu lalu membuat Kala banyak berfikir. Tidak ada yang kebetulan. Kala tahu itu. Tapi semua orang juga pernah salah ambil gelas kan? Jadi siapa yang bisa memastikan kalo kejadian ini memang ada tujuannya, atau hanya salah satu kejadian bodoh di hidup Kala saja? Seperti saat dia pikir terjebak di lift kantor sepupunya, padahal dia hanya lupa memencet tombol lantai.

Tapi kilasan ini mulai mengganggu.

Walaupun datangnya tidak sering, tapi tetap membuat tidurnya tidak nyenyak. Kali ini kilasan yang muncul adalah saat laki-laki itu makan mie di suatu restaurant. Bayangan-bayangan ini membuat Kala merasa seperti sudah mengenal laki-laki itu sangat lama.

“Mbak ...”

Yang membuat Kala heran, sebagian besar kilasan yang muncul adalah saat laki-laki itu sedang bersama teman-temannya. Hanya sedikit gambaran dia bersama keluarganya.

“Mbak ...”

Atau jangan-jangan masalahnya datang dari keluarganya sendiri. Ah ... andai aja Kala tahu apa yang diminta laki-laki itu saat datang ke "Cerita Kopi". Kala menggaruk kepalanya sendiri karena bingung dengan keadaan ini.

“Mbak Kala.”

Suara Surya mengagetkannya.

“Apa sih, Pa?” Tanya Kala setelah sadar dari khayalannya.

“Ini gue harus ngapain, ya?”

Di depannya duduk seorang laki-laki yang memakai kaus hitam polos dan jaket jeans. Dengan kulit sawo matang, rahang tegas dan rambut yang sepertinya memang ditata messy look, dia terlihat attractive.

Wooww ... siapa nih?

 

Friendzone

“Kamu tuh, Papa panggilin dari tadi malah bengong. Lagi mikir apa?”

“Ada lah. Kenapa?”

“Ini ada tamu.”

Kala baru ingat sekarang masih jam kerja, dan dia sedang berada di ruangan belakang. Laki-laki itu melihat ke arahnya dengan tajam. Matanya membuat Kala salah tingkah.

“Oh iya, maaf. Jadi ...”

Kala mengumpulkan ketenangannya kembali. Masa baru ditatap laki-laki ini saja langsung grogi. Udah tiga ratus kali kan, nonton AADC? Udah tiga ratus kali juga kan, ditatap Nicholas Saputra di perpustakaan?

Professional, Kal! Dia cuma customer.

“Jadi ... kamu ... eh lo ... eh kamu ... punya cerita apa?”

Surya selalu meminta Kala untuk menggunakan aku-kamu supaya formal dan tidak terlalu “dekat” dengan customer. Tapi kenapa kali ini kata aku-kamu malah membuatnya merasa lebih dekat? Padahal saat masih di Solo dia selalu menggunakan aku-kamu, dan baik-baik saja. Why, Jakarta? The aku-kamu, Jakartans biggest enemy.

“Gue suka sama cewek.”

Damn!

“Tapi dia udah punya pacar.”

Yes!

“Gue temenan sama cewek ini dari awal kuliah. Pas ospek. Gue naksir udah setahunan ini, tapi dia cuma nganggep gue temen.”

Lihat selengkapnya