Silent Mode
Belum ada customer di ruangan putih hari ini. Sama sepinya seperti situasi HP Kala sepanjang minggu ini. Sejak makan siang waktu itu, Naresh tidak menghubunginya sama sekali.
Apa dia salah bicara?
Atau makannya berantakan?
Atau mungkin Naresh punya teori khusus soal penyuka bakso urat? Seperti Kala yang selalu punya teori untuk setiap kopi yang dipesan oleh customer.
Binar Anindira : Nggak ada Whatsapp sama sekali?
Kala Gianina : None.
Binar Anindira : Berasa ganteng, dia?!
Ramadan Raditya : Lo kan cuma makan bareng, bukannya mau PDKT.
Jadi ya ... lo berdua tuh statusnya cuma temen.
Kalo cuma temen, ngapain Whatsapp?
Apalagi baru ketemu dua kali. Nggak sengaja lagi.
Kala Gianina : Jadi, biarin aja?
Kala mengubah cara duduknya. Bukan ... Kala bukan tiba-tiba kayang, hanya bergeser sedikit. Kalimat Rama memang tidak ada yang salah. Mereka hanya makan sebagai teman. Apa yang harusnya Kala harapkan? Mereka tidak sedang first date atau blind date. Terlebih lagi, saat itu juga ada teman Naresh lainnya yang makan di sana.
Ramadan Raditya : Emang lo maunya gimana?
Kala Gianina : Nggak tahu juga.
Binar Anindira : Chat duluan aja.
Kala Gianina : Ya ... masa gue duluan
Binar Anindira : Lah, emang kenapa? Gue aja suka nge-chat duluan.
Iya nggak, Ram?
Ramadan Raditya : Gue pikirin dulu.
“Mbak Kala!” Surya memanggilnya.
Melihat seorang perempuan masuk ke ruangan belakang. Kala beranjak dari sofa dan menghampiri Surya.
Saatnya bekerja. Lupakan dahulu soal Naresh.
Ted Lasso1 Wannabe
Kaus NCIT 127 berwarna cream dengan rok SMA abu-abu, penampilan perempuan ini mirip dengan Kala saat SMA. Hanya saja waktu itu dia tergila-gila dengan Naif. Perempuan ini mengikat tinggi rambutnya yang panjang. Pipi bulatnya terlihat menggemaskan saat tersenyum.
Kala menarik nafas panjang.