Lagi dan Lagi
TV di ruang tengah menyala, tapi Kala bahkan tidak tahu acara apa yang sedang ditayangkan di sana. Dia hanya duduk di sofa dan sibuk dengan HP-nya. Sebuah thread di Twitter mengambil seluruh perhatiannya ditemani sepiring martabak manis. Jam kerja sudah berakhir satu jam yang lalu, tapi Kala masih malas untuk tidur.
Surya menghampiri Kala dengan membawa dua buah mug. Melihat Kala tidak bereaksi, Surya meletakkan mug-nya di atas meja.
“Papa bikin coklat anget, Nduk.”
Kala melirik sebentar lalu kembali sibuk dengan HP-nya.
“Makasih, Pa.” Ucapnya tanpa memandang Surya.
Hening.
Tidak ada yang berbicara.
Surya menonton TV, sementara Kala tidak lepas dari HP-nya.
Untuk mencairkan suasana, Surya coba memulai pembicaraan.
“Mbak, ini lho film Speed1. Tumben ada di TV. Udah lama banget film-nya.”
“Iya.”
“Dulu kamu suka banget ini, inget nggak?”
“Iya.” Jawab Kala cepat, masih tidak melihat ke arah Surya.
“Kamu inget, kita nggak nonton ini sama siapa?”
“Iya.”
“Siapa?” Surya tidak yakin dari tadi Kala mendengarkan perkataannya.
“Mbah Kakung sama Mbah Putri.”
Walaupun matanya sedang asyik dengan thread pertengkaran di Twitter, tapi telinga dan salah satu bagian otak Kala masih bisa mencerna percakapannya dengan sangat baik. Multitasking memang salah satu superpower-nya perempuan.
“Mbah Putri pernah cerita sama Papa, kalo dia suka banget sama Keanu Reeves.”
“Iya.”
“Kamu nonton ini nggak sih?”
Kala membaca sesuatu yang lucu di Twitter lalu tertawa sendiri.
“Nggak. Ganti aja.”
“Mbak Kala, besok Cerita Kopi tutup dulu. Papa harus ketemu supplier baru, kamu kabarin barista yang kerja besok.”
“Iya.”
“Siapa besok yang kerja? Yudhi sama Icha?”
“Iya.”
Surya mencapai titik kesabarannya. Sejak tadi dia seperti berbicara dengan robot.
“Bisa nggak, kalo Papa ngomong jangan liat HP terus. Kamu juga ngapain setel TV kalo matanya ke HP, buang-buang listrik.”
“ ... ”
“Mbak Kala!”
“Iya ... iya, Pa. Udah nih.”