Cerita Kopi

Annisa Diandari Putri
Chapter #22

Nobar Bola

Akhirnya ... Datang Juga 1

Dari sudut matanya, Kala bisa melihat Naresh datang bersama teman-temannya. Mereka memilih sofa dengan banyak bantal di pojok “Cerita Kopi”. Menyadari Kala berdiri di seberang ruangan, Naresh melambai ke arahnya.

Mau tidak mau, Kala berjalan mendekati mereka. Ada sekitar sepuluh orang di sana dan beberapa diantaranya adalah perempuan.

“Kenalin, ini Kala. Dia ...” Naresh ragu-ragu menyebutkan pekerjaan Kala.

“Gue kerja di sini.”

“Kala ini ... temen lo atau apa?” Tanya seorang perempuan berambut pendek dengan lanyard hijau, berbeda dengan milik Naresh. Kala seperti pernah melihat wajah perempuan ini.

“Naresh suka ke sini kalo pulang kerja, jadi kenal aja.”

“Lo ke sini buat minum kopi atau ketemu Kala?” Pertanyaannya disambut dengan suara riuh yang lain.

Melihat Surya memanggil, Kala berjalan ke ruangan belakang setelah berpamitan dengan Naresh. Sepertinya ada customer baru.

 

Keluarga Cemara

Barista sudah membalik tulisan open di pintu masuk dan sekarang sedang membersihkan meja bar. Semua customer juga sudah pulang, hanya Naresh yang masih duduk di tempatnya dengan sebotol minuman dingin. Kala yang sudah selesai beres-beres menemaninya menghabiskan malam.

"Lo udah balik ke cabang yang lama, Resh?"

"Udah dua mingguan. Eh, kalo yang di belakang itu tempat apa, Kal?” Naresh menunjuk ke pintu kayu di belakang kasir. Sepertinya dia memang lupa pernah masuk ke tempat itu beberapa bulan lalu.

“Itu tempat duduk juga, cuma emang sering penuh.”

“Gue dari tadi ngeliatin lo kerja kayaknya capek juga, ya.”

“Kerja mana ada yang nggak capek, Resh.” Ucap Yudhi dari balik meja bar.

“Lagian lo ngapain ngeliatin Kala kerja?” Mata Icha menyipit dan bibirnya membat senyum curiga. Wajah-wajah perempuan kepo.

“Penasaran aja, susah nggak sih ngurus coffee shop?”

“Kalo soal itu, lo mending tanya Bokap gue.”

Kala bersin. Mendung dari siang tadi membuat suasana cukup sejuk, walaupun dia sudah memakai lengan panjang dan menaikkan suhu AC tapi masih juga terasa dingin.

“Kalo gue cuma ngikutin apa kata boss aja.”

“Ntar dia juga bakal jadi boss kita.” Icha duduk di bar stool karena pekerjaannya sudah selesai. Tas punggung juga sudah di sampingnya.

“Masih nanti. Lo berdua juga paling udah nggak kerja di sini waktu gue jadi boss.”

Sepertinya cuma Kala yang merasa kedinginan. Dia menggosokkan kedua tangannya.

“Ya gimana lagi, gue nggak ada ... kakak ...”

Naresh melepas jaket yang sedang dia pakai dan memberikannya ke Kala.

“Biar nggak kedinginan.”

“Lo gimana?”

“Nggak apa-apa. Pake aja.”

Kala diam sesaat, lalu mengambil jaket yang diberikan Naresh. “Makasi. Kayaknya gue masuk angin.”

Lihat selengkapnya