Social Media
Jam tujuh malam, Rama dan Binar sudah mendarat di “Cerita Kopi”. Binar selesai meeting dan Rama selesai site visit. Mereka malas untuk langsung pulang ke tempat tinggal masing-masing. Niat awal mereka hanya ingin minum kopi untuk melepas lelah, tapi kemudian Binar mengusulkan sesuatu yang langsung disetujui Rama.
Sekarang Kala sudah bergabung dengan mereka berdua yang sedang sibuk melihat HP Binar. Mereka sedang menganalisis social media Naresh. Cara yang banyak dipakai untuk screening awal orang yang baru dikenal.
Dimulai dari Instagram. Hanya ada tiga puluh foto di sana.
Foto bersama teman.
Foto bermain basket.
Foto lama saat masih kuliah.
Video ikan-ikan di akuariumnya.
“Biasa aja. Foto sama mantan aja nggak ada.”
“Bukan nggak ada, tapi di-archived. Nggak diapus, cuma disembunyiin. Lagi ngapain udah mantan tapi fotonya masih dipajang.”
“Kalo gitu, archived Instagram lo pasti kaya kosan cewek ya, Ram?”
“Jangan cemburu dong. Foto lo nggak akan di-archived kok, Bi. Selalu gue pajang di Instagram gue.”
“Dih.” Binar melempar bungkus biskuit yang tadi dimakannya.
“Kalo Insta Story juga jarang, Kal?”
“Nggak tahu, ya. Gue nggak merhatiin.”
“Ya elah, jangan defensif gitu kali jawabnya.”
Binar membuka tab paling kanan. “Coba kita lihat ada foto sama siapa di sini?”
Scroll ... scroll ... scroll ...
“Ni anak hidupnya sama temen-temennya doang, ya? Isinya foto rame-rame semua. Nggak ada foto berdua sama cewek.”
“Tapi emang temennya banyak banget, Bi. Kayaknya dia bisa nemu temen di mana aja.”
“Terus ini foto di stasiun MRT maksudnya, geng-nunggu-MRT-bareng-kalo-pagi-pagi?”
“Foto keluarganya nggak ada, Bi?”
“Nggak ada. Foto nikahan aja nggak ada nih.” Binar menggeleng dengan telunjuk yang masih bergerak di atas Instagram Naresh.
“Kakaknya nggak punya Instagram kali.”
“Coba liat comment-nya, Bi.”
Rama mengerutkan kening. “Ngapain ngeliat comment?”
“Gini nih, kalo nggak pernah stalking. Belajar sana sama Kala.”
“Gini ya, laki. Dari comment, lo bisa tahu siapa aja temen-temennya. Siapa yang sering comment, siapa yang comment-nya flirting, siapa yang comment-nya paling sering dibales, sampe ada yang pake emoticon love atau nggak. Ya ... gitu-gitu lah.”
“Serem juga ya cewek-cewek.”
Tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, sekarang Binar beralih ke Twitter. Tapi isinya sama seperti wajahnya Rama. Standart.
Retweet akun bola.
Kesel MU kalah.
Welcoming Cristiano Ronaldo.
Thread perawatan ikan.
“Nggak ada bedanya sama Instagram. Nggak ada yang menarik.” Ucap Binar sambil membuka tab replies-nya.
Komentar bola.
Komentar film.
Komentar basket.
Bales komentar temennya.