Cerita Kopi

Annisa Diandari Putri
Chapter #29

Little Things

Kado Ulang Tahun

Kala bersender di meja bar, tangannya sibuk scroll-scroll e-commerce, mencari ide untuk kado Naresh. Melihat si anak boss yang tidak bergerak dari posisinya sejak lima belas menit yang lalu, Icha menepuk pundaknya.

“Mau beli apaan sih?”

“Eeee ...” Kala mencari alasan untuk pertanyaan Icha. “Rama minta tolong dicariin kado buat temen kantornya yang mau resign.”

“Cewek apa cowok?”

“Cowok.”

“Tumben amat mau resign dikasih kado. Bukannya biasanya barengan sama temen-temen kantornya?”

“Rama naksir temennya? Dia udah nggak doyan cewek? Niat banget sampe mau nyariin kado.” Tambah Yudhi yang sedang membuat latte art.

Kala mulai gugup, otaknya kembali mencari alasan lainnya.

“Itu ... temennya ... dari kuliah, terus satu kantor bareng, jadi udah deket banget. Kaya ... akhirnya abis delapan tahun bareng-bareng sekarang mereka mau pisah jalan.”

“Ooohhh ...” Sepertinya Icha percaya. “Apa ya? Biasanya kado buat cowok kan itu-itu aja. Kemeja, dasi, jam, tas, celana, vape. Tapi apa udah biasa, kalo ngasih itu?”

“Tapi gue ... eh Rama lagi nggak punya duit banyak.”

“Yud, lo pernah dikasih kado apa, sama pacar lo?” Panggil Icha.

“Ijin pacaran.”

“Oh iya, lo kan backstreet ya waktu itu. Yang lain.”

“Satu set bedcover sama alat mandi.”

“Kaya mau seserahan. Apa lagi?”

“Cinta kasih yang tulus dan tanpa pamrih.”

“Apaan sih, Yud? Serius ah.”

“Celana dalem tiga box. Motif zebra, harimau, sama macan.”

“Kebon binatang banget?!”

“Sabar dong, Cha. Jangan emosian.”

Saat menahan Icha yang hampir melempar portafilter ke kepala Yudhi, Kala melihat Surya menyambut seorang perempuan di ruangan belakang.

“Gue kerja dulu. Lo bantuin cari ide ya, Cha. Kalo lo ... mending jangan ngomong lagi deh, Yud. Daripada coffee shop Bokap gue jadi tempat pertumpahan darah nih.”

 

K-Pop vs Electronic Dance Music

Floral print midi skirt, kaus hitam bergambar logo Coldplay yang senada dengan warna bunga di rok-nya, dan Vans old skool. Perempuan ini sepertinya datang sendiri. Tapi outfit-nya tidak biasa dikenakan orang yang memang berniat untuk minum kopi sendirian.

“Kamu mau ketemu orang di sini?”

“Kok tahu?” Dia terkejut dengan sapaan Kala.

“Bajunya bagus.”

“Nggak berlebihan kan? Aku mau ketemu cowok dari Tinder.”

Kala membuat tanda OK dengan jempol dan telunjuknya, “Cantik, kok.”

Lihat selengkapnya