Ikan Gendut
“Nanti ada sekolah belok kanan.”
Kala mengarahkan jalan kepada Naresh, sambil sesekali mengecek Google Map di HP-nya.
“Toko hamster ... lurus lagi, Resh.”
Saat mereka bertemu tadi pagi di “Cerita Kopi”, Kala tidak mengatakan apa pun tentang tempat yang akan mereka tuju hari ini. Dia hanya bilang untuk mengikuti arahannya saja. Karena sesungguhnya Kala juga tidak tahu pasti tempat yang akan mereka datangi. Hidup mereka bergantung kepada Google Map, semoga tidak berakhir di jalan buntu atau tempat pemakaman umum.
“Apotik yang di depan itu belok kiri, terus ikutin jalan aja.”
Sudah setengah jam lebih mereka berkendara, tapi belum juga sampai. Jalan yang mereka lalui cukup ramai hari ini.
“Udah mau sampe nih. Tinggal puter balik di depan situ.”
Sekarang mereka berada di jalanan yang penuh dengan penjual tanaman. Pemandangan hijau menarik mata Naresh begitu memasuki area ini. Apa Kala mau membeli tanaman? Tapi bagaimana caranya membawa pot tanaman sebesar itu menggunakan motor?
“Stop ... stop ... Berenti di parkiran motor yang sana aja.”
Naresh mengikuti perintahnya, sementara Kala masih mencari tempat yang ditunjukkan Google Map. Kala bertanya kepada seorang bapak penjual tanaman, sebelum menyuruh Naresh untuk mengikutinya.
Mereka berhenti di sebuah tempat dengan eksterior bambu yang dicat hijau. Dua akuarium besar terlihat di depannya.
“Bulan lalu kan lo ulang tahun, tadinya gue mau ngajakin ke aquarium Jakarta atau Sea World. Tapi duit gue lagi tipis banget, jadi gue ajak lo ke sini aja.”
Kala membuka pintunya. Terlihat banyak akuarium dengan ikan mas koki yang besar-besar. Hari ini tidak terlalu banyak orang di tempat itu. Mungkin karena baru buka. Naresh tidak beranjak dari tempatnya.
“Happy birthday. Katanya di sini ikan mas kokinya bagus-bagus. Tapi gue kan nggak ngerti apa-apa soal ikan, jadi nanti lo kasih tahu gue ya.”
Naresh berjalan masuk mengikuti Kala yang sudah berada di depan salah satu akuarium yang berisi ikan dengan corak warna orange dan hitam.
“Gede banget ikannya. Nggak kaya yang kita lihat di pasar waktu itu.”
“Lo tahu tempat kaya gini dari mana, Kal?”
“Gue lihat di Youtube. Terus waktu gue telfon tempatnya, dia bilang boleh kok dateng buat lihat-lihat doang. Eh, lo nggak suka ya?”
“Lo inget, gue suka mas koki?”
“Inget lah. Cuma lo doang, temen gue yang suka ikan.”