Langkah Pertama
Hari ini hari libur Kala. Selama seminggu dia mendapat jatah libur dua hari yang bisa diambil sesukanya. Biasanya dia akan bangun jam sepuluh dan berjalan ke ujung jalan untuk sarapan bubur ayam. Tapi tidak pagi ini. Dia memanfaatkan libur kali ini untuk menemukan laki-laki di dalam kepalanya.
Dengan sedikit pemaksaan, Kala berhasil membawa motor Surya untuk pergi hari ini. Kemampuan Kala untuk mengendarai motor lebih lebih baik dari mobil. Tapi jika ada Rama dan Binar yang bisa ditumpangi, untuk apa dia harus membawa kendaraan sendiri.
Hari ini dia memutuskan pergi ke tempat-tempat yang pernah muncul di kepalanya. Memang tidak semuanya bisa Kala lihat dengan jelas. Tapi beberapa tempat terlihat cukup detail, seperti papan nama atau bangunan di sekitarnya. Kala memasukkan nama sebuah cafe ke Google Map. Lagipula ini hari minggu. Kemungkinan laki-laki itu pergi ke tempat-tempat ini lebih besar kan?
Tidak lama, dia memarkir motornya di sebuah cafe kecil dengan dinding putih dan pintu kaca. Bagian dalamnya tidak terlalu besar, hanya cukup untuk beberapa pasang kursi dan meja barista. Kursi lainnya diletakkan di outdoor, di bagian depan cafe.
Kala memesan es kopi susu dan duduk di salah satu kursi yang berada persis di bawah pohon besar. Dia pernah melihat laki-laki itu datang ke sini bersama teman-temannya dan duduk membelakangi logo cafe ini.
Sesungguhnya Kala tidak tahu harus menunggu berapa lama sampai laki-laki itu muncul, atau bisa jadi tidak muncul sama sekali. Sambil menunggu, dia mengeluarkan HP dan earphone bluetooth untuk melanjutkan Grey's Anatomy tadi malam. Untung saja pagi ini tidak terlalu panas.
“Lo pesen sana, punya gue samain aja.”
“Yang lain mana nih? Katanya udah OTW.”
“OTW dari kasur gue rasa. Padahal dia sendiri yang ngajakin.”
“Ngaret terooosss. Giliran dulu sama ceweknya aja, on time betul.”
“Makanya lo pacarin dia gih.”
Terdengar suara ramai dari depan Kala. Dia mengalihkan pandangannya dari Meredith Grey ke kumpulan laki-laki di meja ujung. Ada lebih dari lima orang di sana. Kala memicingkan matanya, seseorang terlihat mencolok karena jaket cerah yang digunakannya. Kala seperti mengenal rambut itu. Mirip dengan yang selalu dilihatnya belakangan ini. Dia memperhatikannya dengan seksama, sambil sesekali melihat HP supaya tidak terlalu mencolok.
Perlahan tapi pasti, wajah laki-laki itu mulai terlihat. Teman yang duduk di sampingnya memundurkan badannya ... perlahan tapi pasti ... dan ... itu perempuan. Kala mengerjapkan matanya. Perempuan itu tinggi dan berambut pendek. Setelah dia melepas oversized jaketnya, terlihat crop top hitam dan skinny jeans yang dipakainya.
Kala sangat ingin tertawa karena kebodohannya, tapi saat ini dia hanya sendirian. Walaupun dia tahu mereka tidak memperhatikannya, tapi Kala memutuskan untuk tidak berada di sana lebih lama lagi, dan melanjutkan ke tempat lainnya. Dia pergi sambil menutup wajahnya dengan HP. Masih malu jika melihat perempuan itu.
Apa sih yang bikin gue mikir kalo itu cowok juga? Jelas-jelas cantik gitu!
Tanpa Kala sadari, seorang laki-laki berjalan di sampingnya menuju ke arah cafe dan menyapa kumpulan tadi.
“Rambut panjang lo kok ilang?! Kapan potongnya? Jadi sama gini rambut kita.”
“Jakarta panas. Biar nyaru sama lo. Biar kita dikira cowok semua.”
"Cowok nggak ada yang pake baju ngatung gitu. Emang perut lo nggak dingin?"
"Ini namanya crop top!"
Harus Ngapain, Nih?
Setelah mendatangi beberapa tempat dan tidak juga menemukan yang dicari, sekarang Kala berada di ... bengkel motor. Ban motornya pecah beberapa saat lalu.