Menghilang
“Lo nge-ghosting cowok, Cha?”
“Jangan dengerin Yudhi.”
“Beneran. Dia nge-ghosting gebetannya.”
“Yud, gue sentil ya jakun lo.”
Hari ini ada bartender baru yang bekerja di “Cerita Kopi”. Surya menyuruh Kala stay di area bar untuk mengawasinya.
“Mending lo cerita deh, Cha.”
“Gini ...” Icha menekuk wajahnya, dia sebenarnya tidak ingin bercerita tentang kejadian ini. Di belakangnya, Yudhi tertawa geli.
“Kemaren gue nonton sama gebetan gue, di Blok M Plaza. Abis itu dia ngajak makan di Yoshinoya, yang depan SMA 70. Karena deket, dia males ngeluarin motor dari parkiran.”
Kala melihat ada pesanan baru di layar komputer bar.
“Yud, ada order nih. Lo bikinnya bareng anak baru ya, biar dia ngeliat juga.”
“Iya, Kal.” Yudhi menyuruh si bartender baru untuk memperhatikannya bekerja. Tapi telinganya masih fokus mendengarkan cerita Icha.
“Sore itu udaranya enak banget, nggak terlalu panas, jadi gue iya-in buat jalan. Yang gue nggak tahu, di sepanjang Bulungan itu lagi ada pekerjaan jalan. Jadi pas kita lagi ngobrol ... tiba-tiba gue ngilang.” Icha menutup wajahnya dengan tangan.
“Ngilang kemana?”
“Masuk lobang, Kal. Gue nggak liat ada lobang di depan gue, terus gue masuk ke dalemnya.”
Kala menahan tawanya, “Terus dia gimana?”
“Nyari-nyari gue sambil bingung, nih cewek kemana, lagi ngobrol kok tiba-tiba ilang. Gue rasanya nggak mau keluar lagi dari lobang. Malu banget. Gue nggak masuk sebadan-badan sih, cuma sampe pinggang. Tapi gue jadi pendek gitu. Kebayang nggak sih lo? Pala gue sejajar sama kucing yang lewat.”
Yudhi tidak lagi bisa menahan tawanya.
“Bener kan, Kal. Dia nge-ghosting cowok. Mendadak ilang nggak bilang-bilang.”
“Aduh, Ichaaa ... Dia bantuin lo nggak?”
“Bantuin sih. Terus kita tetep ke Yoshinoya, soalnya udah laper. Tapi selama makan sampe pulang gue dieeemmm aja. Malu!”
“Dia ngehubungin lo, abis itu?”
“Nggak. Benci banget gue.” Icha melempar tissue yang dari tadi dia pegang dan mendarat tepat di ubun-ubun Yudhi.
“Kenapa, Cha? Kok lo marah-marah?”
Suara ini berasal dari seorang perempuan yang baru datang dan duduk di bar stool. Mereka menengok ke sumber suara. Yudhi dan Icha langsung menyapanya. Mereka tampak mengenal perempuan itu.
Kala juga merasa familiar dengan wajahnya. Tapi siapa?
Consolation Prize
“Lo pesen vanilla frappuccino, Ra?” Tanya Yudhi ke perempuan itu.