Just Do It
Satu setengah tahun setelah kejadian Naresh, dan tepat satu tahun Kala menggantikan Surya mengurus "Cerita Kopi".
Seperti yang pernah Kala ramal, Icha dan Yudhi sudah tidak bekerja di sana. Mereka berdua sudah digantikan oleh bartender baru. Surya masih ikut masuk ke ruangan belakang saat Kala bertemu dengan customer. Tapi kali ini dia hanya memantau dan mempersilahkan Kala untuk lebih banyak bertanya dengan customer special. Ternyata percuma juga dilarang.
Kala juga selalu menghindari bersentuhan tangan dengan customer-nya. Dan dia benar-benar memegang janjinya, untuk tidak lagi menggunakan "kemampuan"-nya, walaupun Surya sedang tidak mengawasinya. Dia tidak mau ada Naresh selanjutnya.
"Kemampuan"-nya hanya digunakan untuk Binar dan Rama, sama seperti sebelumnya. Kala sudah sangat bisa "membaca" pikiran sahabatnya, sehingga dia merasa aman untuk menggunakan kepada mereka.
Hari itu Kala baru saja menolak seorang customer laki-laki yang sudah masuk ke ruangan belakang.
“Kenapa kamu suruh pulang?” Tanya Surya.
“Dia banyak utang pinjol, terus pengen dapet duit banyak biar utangnya lunas semua. Gimana sih, dia yang ngutang sendiri, apply sendiri, nyari masalah sendiri, terus kesel gara-gara nggak bisa bayar.”
“Emang dia pake buat apa?”
“Main saham. Kan ngeselin, Pa. Nggak punya uang tapi sok-sokan main saham, terus rugi lagi. Double kill. Ya udah, nggak aku terima. Nanti paling kalo dapet duit, dia pake buat main saham lagi, bukannya ditabung. Gitu-gitu aja terus.”
Ternyata Kala lebih strict daripada Surya.
"Ya udah lah, terserah kamu."
Seorang bartender mendatangi mereka berdua.
“Kal, ada yang nyari.”
Kala melihat ke arah yang ditunjuk. Dengan gelas kopi di tangan, seorang laki-laki tersenyum kepadanya. Penampilannya berbeda dengan saat terakhir mereka bertemu.
How You Doin’? 1
“Hai.”
Mereka duduk di tempat yang sama seperti sebelumnya. Dan Surya kembali mengawasi dalam jarak dua meja. Walaupun Kala sudah menyuruhnya untuk pergi, tapi Surya tetep kekeuh. Dia ingin ada di samping Kala jika (siapa tahu) terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Udah setaun lebih gue nggak ke sini.”
Nada bicara Naresh lebih ramah. Dia sudah kembali seperti Naresh yang dulu melihat ikan mas koki bersamanya.
“Bartender favourite lo udah resign.” Ucap Kala tanpa melihat Naresh. Matanya melihat HP di tangannya.
“Oh iya? Kirain mereka lagi nggak kerja aja.”
“Icha keterima kerja kantoran, udah jadi mbak-mbak lanyard sekarang.”
“Kalo Yudhi? Nikah?”
“Iya. Dia mau nikah sama pacarnya.”
“Akhirnya dapet restu juga dari orang tua ceweknya.”
Setahun tidak bertemu, suara ini seperti asing di telinga Kala.