waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, setelah selesai mandi dan makan pagi, seluruh santri beriringan menuju sekolah yang bersebrangan dengan pondok pesantren. Aku masuk kedalam kelas dan duduk di kursi yang berada paling samping, dekat dengan jendela yang memaparkan lorong-lorong kelas yang sangat sepi. "Kalian tau ga, sih. Gayungku hilang, lagi." Ungkap Salwa yang duduk tepat di kursi belakang ku.
"Berarti Siti migrofah beraksi lagi. Jadi kita kalau mau ke kamar mandi harus bareng temen." Sahut temanku yang kerap dipanggil nada.
Aku ikut nimbrung, "Siti migrofah?" Nada mengangguk.
"Iya, itu legend banget di pesantren ini. Sosok penyuka gayung. Bikin orang mikir dua kali kalau mau ke kamar mandi malem hari karena takut ketemu dengan sosok nya yang seram." Nada mengelus bahunya, merinding.
"Katanya sih dia pengen di denger ceritanya. Nyari santri yang mau denger yang mau denger, tapi mana ada, ngeliat mukanya aja bikin langsung kabur." Lanjut nada menjelaskan.