Cerita Sang Aktor

ab
Chapter #1

EPISODE 1

Suasana pada pagi itu masihlah gelap gulita dengan ditemani oleh suara adzan subuh yang sedang berkumandang. Suara ayam berkokok pun terdengar jelas dari dalam rumah Ryan dikarenakan tetangganya itu memiliki hewan peliharaan tersebut. Ryan dipanggil beberapa kali oleh Ibunya untuk cepat-cepat pergi ke dapur. Disana, Ibunya sedang mengulek sambal untuk dagangannya pada pagi ini. Ryan datang kedapur dengan membawa kerenjang plastik berisikan banyak telur. Lalu telur itu direbusnya oleh Ryan sesuai perintah Ibunya. Setelah itu, Ryan disuruh kembali oleh Ibunya untuk mengambil panci yang berada di bawah meja makan. Ryan mencarinya dan menemukan ada tiga panci, dia tidak tahu panci yang mana yang biasanya ibunya pakai. Maka, Ryan mengambil panci yang paling mudah diraihnya saja. Dan nyatanya salah, Ryan pun kembali ke bawah meja makan untuk mengambil panci yang benar dengan perasaan yang kesal.

Sebelum matahari terbit, Ryan membawa termos besar yang berisikan nasi kuning menuju etalase yang berada di teras rumahnya. Lalu masuk kembali ke dalam rumahnya sesudah menaruhnya. Sekarang, giliran Ibu dan Ayahnya Ryan yang keluar dari rumah dengan membawa telur balado dalam mangkuk yang besar, piring berisikan tempe orek, keranjang plastik berisikan timun, dan toples berukuran sedang yang berisikan sambal. Semua barang itu juga, keduanya taruh pada etalase jualannya tersebut. Ryan yang sekarang berada di kamarnya, sedang memakaikan kemeja pada tubuh kurusnya yang berwarna agak gelap itu. Setelah itu, Ryan bercermin untuk merapikan rambutnya, mengecek resleting celananya, mengencangkan ikat pinggangnya, dan mengecek ponsel dalam saku celananya. Habis itu, Ryan menuruni tangga menuju lantai 1 rumahnya untuk mengambil tas yang berada di kursi, memakai jaket yang tergantung di tiang tangga, dan juga mengambil sepasang sepatu dari rak sepatu yang dekat dengan mesin cuci di rumahnya.

Ryan duduk di kursi teras rumahnya untuk mengikat tali sepatu dan juga memastikan kalau tidak ada yang tertinggal. Sesudah itu, Ryan menyalakan mesin motornya, memakai helm pada kepalanya, dan ketika merasa sudah siap, dia lajukan motornya menuju pagar yang sebelumnya sudah dia buka. Seketika motornya berhenti, lalu terlihatlah Ryan yang tiba-tiba menepuk jidatnya dengan cukup keras sampai terdengar suaranya “PLAK”. Ternyata, dia lupa untuk mengucapkan salam kepada orang tuanya, jadi dia langsung mengucapkannya dari luar pagar. Setelah orang tua menjawab salamnya, dia pun langsung tancap gas motornya. Di sebuah tempat makan, Ryan sedang membawa nampan yang berisikan dua buah makanan dan juga minumannya, lalu dia taruh pada sebuah meja. Sesudah itu, terdengar suara yang lembut yang mengatakan “Terima Kasih”. Dan orang yang mengatakannya itu adalah pacarnya yang sering dipanggil Umi oleh teman-temannya.

Mereka sarapan pagi di tempat makan itu pada pagi yang masih dingin dan sedikit berkabut. Setelah sarapan pagi bersama pacarnya, Ryan segera pergi menuju tempat kerjanya yang berada di daerah Ciwastra. Sesampainya disana, Ryan langsung memasuki tempat kerjanya itu, tetapi diberhentikan oleh seorang pegawai yang bernama Panji. Orang itu adalah rekan kerjanya di tempat makan ayam goreng kremes. Dia memberhentikan Ryan karena ingin mengajaknya untuk bermain futsal pada esok hari. Ryan pun meng’iyakan ajakan tersebut dengan gesture jari “OK”. Habis itu, Ryan melihat jam tangannya dan langsung cepat-cepat pergi ke dapur.

Di dapur, Ryan tidak sadar memakai celemek yang terbalik dan itu cukup sering terjadi. Dia memasukan beberapa potong paha ayam pada kuali yang besar yang berisikan minyak yang sudah panas. Setelah itu, Ryan juga memasukan adonan tepung ke dalam kuali tersebut yang nantinya menjadi tepung kremes’an. Usai pulang dari kerjanya, Ryan mendatangi sebuah kampus dimana dia biasanya menuntut ilmu pada malam harinya. Sekitar belasan anak kuliah sedang menongkrong di depan kelas, ada yang duduk di kursi panjang dan sebagiannya lagi duduk di lantai. Ryan menghampiri gerombolan itu, bersalaman dengan para mahasiswa disana dan duduk di tempat yang kosong. 

“Gimana kabarnya, Bro ?” kata seorang mahasiswa kepadanya

“Sehat wal’afiat dong” jawab Ryan.

“Tugas udah ?” ucap seorang mahasiswa lain.

“Beresss…laahh” balas Ryan pada mahasiswa itu

Setelah itu, dia mengobrol tentang pertandingan sepak bola yang bertanding pada dini hari tadi bersama tiga orang temannya, yaitu Hakim, Natsir, dan Kura. 

Lihat selengkapnya