Cerita Sang Aktor

ab
Chapter #9

EPISODE 9

Karena latihan aktingnya sudah selesai dan dirinya yang cuti kuliah lagi, banyak waktu yang dimanfaatkannya untuk membantu orang tua yang berjualan. Pagi harinya, dia membantu membeli bahan-bahan dagangan Ibunya ke pasar, diteruskan agak siangnya berangkat kerja dan pada sore harinya, dia berpacaran atau juga langsung pulang. Sedangkan malam harinya, Ryan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV, menonton film di laptop, atau langsung tidur. Hubungan asmaranya sudah menginjak hampir setahun lamanya. Minggu depan adalah ulang tahun hubungan mereka dan Ryan pun berniat untuk membuat kejutan kepada pacarnya itu.

Maka, Ryan pergi ke toko hewan-hewan untuk membelikan Umi, seekor sugar glider lengkap dengan kandangnya serta beberapa aksesoris didalamnya. Dan pada nantinya, hadiahnya itu akan dibungkus dengan box kardus yang diatasnya dikasih pita berwarna merah. Sekarang, sugar glider itu dia simpan di kamarnya, tepat di sebelah kandang hamster miliknya. Seperti hari biasanya, Ryan bekerja di tempat makan ayam kremes yang tugasnya pada bagian dapur, sedangkan Panji bertugas sebagai penerima tamu, pembuat minuman dan juga mengantarkan makanan. Pemilik tempat kerjanya pun seringkali terjun ke usahanya karena usahanya masih baru dan modalnya masih terbatas. Jadi, dia hanya bisa mempekerjakan dua pegawai saja.

Pemilik tempat kerjanya itu masih berusia muda, umurnya sekitar 30 tahun’an. Ryan dan Panji sangat dekat dengan pemilik tempat kerjanya itu karena mereka sama-sama menyukai hobi yang serupa, yaitu olahraga sepakbola. Sesekali, pemilik tempat kerjanya ikut bermain futsal bersama Ryan dan Panji jika tidak ada urusan di rumahnya. Istri pemilik tempat kerjanya juga kadang-kadang ikut membantu suaminya itu. Bahkan, ketika Ryan izin untuk berlatih akting di Jakarta, istri pemilik usahanya lah yang menggantikannya di dapur.

Di lain cerita, orang tua Ryan sangat mencemaskan masa depan anaknya karena melihat Ryan yang sekarang lebih memilih akting dibandingkan pendidikannya. Mereka takut anaknya salah memilih tujuan hidupnya dan ceroboh dalam memutuskan. Ibunya sangat menginginkan Ryan cepat-cepat lulus agar anaknya itu bisa membantu ekonomi keluarganya, meskipun hanya sedikit. Orang tuanya sangat berharap anaknya bisa melebihi pendidikan mereka yang hanya lulusan SMP.

Sore hari itu, Ryan sudah sampai ke rumahnya dan orang tuanya siap membicarakan tentang masalah masa depannya. Sebelum masuk rumah, Ryan memarkirkan motornya terlebih dahulu, menutup pintu pagar, dan juga mengecek keadaan kelincinya. Setelah itu, dia mulai memasuki rumah.

Ibu berkata, “Yan, nanti Ibu mau ngomong, ya ?”

Ryan membalas, “Sekarang aja, gak apa-apa , Bu”

“Nanti aja. Sok, sekarang ganti baju dulu ama makan dulu aja sana”  ucap Ibunya.

Lihat selengkapnya