Kru casting pun memanggil satu per satu nomor-nomor peserta, dan Ryan pun bangkit dari tempat duduknya ketika nomor peserta disebut oleh kru itu. Dia mengantri dibarisan para lelaki yang tepat bersebelahan dengan barisan para perempuan. Dan dia mendapat lawan main seorang perempuan yang masih bersekolah di SMA. Perempuan itu terlihat begitu percaya diri karena ternyata dia bersekolah radio dan sesekali siaran juga untuk menggantikan penyiar yang berhalangan hadir. Obrolan kecil diantara mereka membuat hafalan dialognya menjadi buyar karena ketegangannya saat bertemu dengan orang yang baru dikenalnya. Ketika masuk ke ruang casting, dia memperkenalkan diri dengan tidak baik karena terlihat gugup kembali sampai-sampai ucapannya tidak beraturan. Lalu para juri pun menyuruhnya berakting dengan lawan mainnya itu. Ryan berakting dengan berantakan dengan gerakannya yang tidak karuan. Ryan seperti orang kebingungan dan terlihat seperti kehilangan kontrol dalam dirinya. Setelah itu, kedua juri saling berbisik untuk mencari kesepakatan.
Mereka mempertimbangkan Ryan yang katanya mendapatkan beasisiwa dari sekolah akting, namun mereka melihat Ryan berakting pada saat itu sangat buruk sekali. Akhirnya keputusan final pun sudah dibuat oleh mereka, yaitu Ryan gagal lolos dalam casting ini yang membuat dirinya sangat kecewa. Tetapi dia menerima hasil keputusan dari kedua juri itu dan juga tahu diri kalau dirinya tidak mengeluarkan performa terbaiknya. Sementara, lawan mainnya yang masih bersekolah SMA itu lolos ketahap selanjutnya.
Ryan mengingat perkataan pelatih aktingnya kalau dia harusnya tinggal di Jakarta bukan di Bandung. Jadi, dia pun berniat untuk merealisasikannya secepatnya mungkin, walaupun harus keluar dari tempat kerjanya pada saat ini. Namun sebelum keluar dari tempat kerjanya, dia ingin bekerja beberapa bulan lagi untuk menambah uang di tabungannya. Setidaknya total tabungannya harus mencapai minimal 6 juta rupiah untuk kehidupan tiga bulan disana. Maka, sekali lagi dia berhemat untuk keinginannya tersebut.
Pagi hari, Ryan menyempatkan diri untuk bertemu dengan Umi sebelum berangkat ke tempat kerjanya. Dia membawakan kado ulang tahun satu tahun pacaran mereka yang akan diberikannya kepada Umi. Ryan mengetuk pintu rumah kekasihnya itu, lalu pintu pun terbuka dengan langsung disambut oleh Ibunya Umi. Habis itu, Ryan dipersilahkan untuk memasuki ke dalam rumah dan menunggu di kursi ruang tamu. Lalu Ibunya Umi pergi ke kamarnya Umi untuk membangunkannya. Sesudah merapikan diri, Umi pun menghampiri Ryan dengan keadaan yang masih mengantuk.
Umi berkata, “Ada apa, Beb ? Pagi-pagi udah kesini”.
Ryan berdiri dan membuat gestur tunggu dengan telapak tangannya, lalu berjalan ke belakang kursi untuk mengambil bingkisan kado yang telah dia siapkan. Umi yang masih mengantuk itu tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar karena terkagetkan.
“Iiiihh…apaan itu ?” tanya Umi.
“Buka, dong” jawab Ryan dengan percaya diri itu.
Umi pun membuka tali pita kado itu, lalu membuka selotip box kardus itu dengan pisau cutter. Dia pun terkejut dengan isi yang ada didalam box kardus itu.
“Wihh..SG-nya lucu amat” kata Umi sambil menutup mulut setelah bicaranya.
Setelah itu, Umi memeluk erat Ryan dan Ryan pun membalas pelukannya dengan mengelus-elus rambut pacarnya itu. Dan Ryan pun tersenyum…