Karena casting belum juga datang kepadanya, Ryan pun berinisiatif untuk datang ke tiga PH dengan membawa foto beserta biodata diri. Tiga hari menunggu, kabar dari PH tidak dia dapatkan sehingga membuat dirinya kesal dan semakin bosan. Lalu Ryan pun menanyakan kepada ketiga teman dekatnya di sekolah akting dan jawaban dari mereka adalah sedang tidak ada informasi tentang casting. Minggu depannya lagi, akhirnya Ryan mendapatkan info tentang casting yang berada di daerah Jakarta Barat. Dia pun segera meluncur cepat ke tempat tujuan. Disana sudah banyak orang yang menunggu dengan riasan yang menarik, sedangkan dia hanya berpenampilan biasa. Ketika namanya dipanggil, Ryan pun langsung masuk ke dalam ruang casting. Seperti biasa, dia memperkenalkan diri, berpose kedepan dan kesamping, lalu dilanjutkan dengan berakting. Hasilnya, dia gagal karena dia tidak menerima telepon dari kru-kru casting setelah tiga hari castingnya itu.
Beberapa hari kemudian, Ryan mengikuti casting kembali yang bertempat di suatu komplek perumahan. Dia mendaftar, memberikan foto, dan menunggu di ruang tunggu. Saat dirinya dipanggil, kondisinya sedang tidak stabil karena emosinya sedang panas dikarenakan sudah lelah menunggu. Hasilnya, dia gagal di casting keduanya ini. Casting ketiganya bertempat di sebuah rumah yang megah. Rumah itu milik salah satu sutradara terkenal di Indonesia. Hasilnya, dia gagal kembali karena perihal kriteria dari sang karakter yang akan dimainkanya itu. Ryan merasa lelah karena sudah dua kali gagal casting yang disebabkan oleh karena dirinya yang tidak masuk kriteria. Dahulu karena tampang yang pas-pas’an, sekarang karena perihal warna kulit yang terlalu gelap.
Casting selanjutnya sampai casting kelima belasnya tetap tidak ada perubahan. Casting keenam belas kalinya pun dilaksanakannya di sebuah gedung. Ryan menunggu bersama orang-orang lain. Untuk menghilangkan rasa tegangnya, Ryan pun banyak meminum air mineral yang dibawanya dari kamar kost. Hal itu menyebabkannya cukup sering bolak-balik kamar mandi.
Heeuuhh !! Pasti ke kamar mandi lagi, dia. HAHAHA celetuk sesorang yang sedang berkumpul.
Hatinya pun memanas, urat-urat di pelipis wajahnya pun terlihat dan emosinya mulai memuncak. Tetapi dia tidak mau bertindak lebih jauh dikarenakan nantinya akan merusak proses hasil castingnya. Dia tetap terus berjalan ke kamar mandi. Dalam kamar mandi, nafasnya mulai tidak teratur dan benar-benar sangat ingin memberi pelajaran orang itu. Namun dia sekali lagi sadar dengan resikonya yang akan didapatinya. Setelah menunggu berjam-jam, dia pun masuk ke ruangan ketika namanya dipanggil oleh kru. Seperti biasanya, dia memperkenalkan diri, berpose dan berakting.
“Gimana dia, Bro ?” bisik casting director kepada seorang yang ada disebelahnya.
“Hhhmm…payah lah. Robot kayak gitu gak kita butuhin” kata orang yang disebelah casting director sambil diakhiri dengan cekikikan darinya.
Sontak casting director pun ikut cekikikan dan berkata kepada Ryan, “Ryan kayaknya kamu gak pas ya sama karakter yang dibutuhkan ama kita”.