Acara pun dimulai dengan dibawakan oleh seorang host. Dan tibalah waktu saat pemanggilan sutradara, penulis, aktor dan aktris naik ke atas panggung. Host pun bertanya satu per satu orang yang naik ke atas panggung. Pertanyaan pertama host itu tertuju kepada sutradara.
Sutradara menjawab pertanyaan host itu, “Pertamanya, gue dipanggil ama Pak Produser untuk datang ke kantor. Ya udah gue datang ya, terus Pak Produser nawarin gue cerita drama thriller. Wow ! Gue kaget dong…jarang-jarang nih dapet genre beginian. Gue baca ceritanya, gue suka, terus gue acc tawaran itu”.
Lalu dilanjutkan jawaban dari pemeran utama pria dalam film tersebut.
“Karakter di film itu cukup kompleks ya. Tapi untungnya, gue punya temen-temen sekelas yang kayak gitu jadi seharusnya gue bisa meranin karakter itu”.
Jawaban berikutnya adalah dari pemeran utama wanita dalam filmnya tersebut.
“Yang buat gue ambil peran perempuan itu karena situasinya yang berat ya bagi seorang perempuan. Kayaknya itu nantang banget deh !!”.
Dan jawaban terakhir pun disediakan untuk sang penulis, yaitu Ryan.
“Awalnya sih udah putus asa abisnya gak ada respon apapun dari semua PH ya. Tapi lepas tiga bulan, eehh…ada e-mail masuk yang isinya ketertarikan dengan cerita yang gue buat. Gue akhirnya ketemuan ama produser dan timnya terus cerita itu akan di filmkan aja”.
Host pun memberi kesempatan untuk para penonton untuk bertanya. Pertanyaan pertama dan kedua berasal dari wartawan-wartawan yang duduk di baris paling depan. Pertanyaan tersebut dijawab dengan baik oleh sutradara dan aktor. Host itu pun melanjutkannya dengan memberi kesempatan penonton untuk bertanya lagi. Dengan cepat, Umi mengangkat tangan. Microphone pun diberikan oleh salah satu tim panitia penyelenggara. Ryan yang tahu itu adalah Umi mulai terlihat geram dan suasana hatinya menjadi buruk.
Umi bertanya kepada penulis di film itu, “Aku pengen bertanya ke penulis. Dia udah punya pacar belum ?”.
Sontak para penonton pun riuh ramai dengan kata-kata “cieee” dan “uuhhh”.
Dengan suara yang lemas dan terlihat malas Ryan pun menjawab, “Belum”.
Penonton pun bertepuk tangan, lalu terdengarlah suara-suara perjodohan dari para penonton. Ryan menanggapinya dengan muka datar dan juga dingin. Seusai acara konfrensi pers, acara itu dilanjutkan dengan menampilkan grup band Sheila on 7 dengan membawakan lagu terhitsnya. Selesai acara tersebut, Ryan menghampiri Umi yang terlihat sedang berdiri di dekat kursi penonton.
“Ngapain sih kamu kesini ?!” tanya Ryan dengan nada emosi.
Dengan malu-malu Umi mejawab, “Ya, pengen ketemu kamu aja”.
“Sengaja ya ?!” tanya Ryan lagi.
“Sengaja apa ?” jawab Umi dengan polosnya.
“Nanya kayak tadi ?!” sambung Ryan yang masih emosi itu.
“Gak apa-apa kan ?” jawab Umi lagi.
Ryan terlihat kebingungan, “Yaa…eehh…
… Pokoknya kamu pergi aja sana. Jangan balik-balik lagi lah !” dengan nada keras sambil menunjuk kearah samping dengan jari telunjuk Ryan.
Umi pun menangis dibuatnya saat mendengar kata-kata tersebut. Umi menutup mulutnya dengan telapak tangan kirinya, lalu telapak tangan kanannya dipergunakan untuk menampar pipi kiri Ryan “PPLLAAKK”. Setelah itu, Umi pun pergi dari tempat itu sambil menangis penuh perih. Ryan hanya berdiam diri sambil menahan rasa sakit dari tamparan itu. Setelah kejadian itu, Ryan pun langsung pulang ke rumahnya untuk melanjutkan menuliskan cerita lainnya.